Ratusan pekerja saat mengikuti rapid test ulang usai mengikuti aksi demo meminta kenaikan UMK dan penolakan UU Cippta Kerja dikawasan Lobam kemarin, Senin (9/11) kemarin. Foto IST

BINTAN,SIJORITODAY.com – – Seratusan lebih pekerja PT Pepperl+Fuchs Lobam mengikuti rapid test ulang yang dilakukan perusahaannya pada Selasa (10/11).

Hal ini dilakukan usai pekerja perusahaan itu mengikuti aksi unjuk rasa meminta kenaikan UMK dan penolakan UU Cipta Kerja didepan pintu masuk kawasan industri Lobam, Senin (9/11) kemarin.

Sebab, dari 407 peserta aksi demo sebelum mengikuti aksi unjuk rasa kemarin di rapid test dan ditemukan 2 peserta yang reaktif. Namun saat itu, pekerja yang yang reaktif langsung dibawa ke Puskesmas Teluk Sasah guna menjalani isolasi.

Ternyata, upaya yang dilakukan PT Pepperl+Fuchs mendapat kecaman dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Bintan.

Ketua KC FSPMI Bintan Andi SIhaholo menyampaikan, beberapa hal terkait upaya pihak perusahaan. Serikat pekerja memprotes dan mempertanyakan hal ini kepada pihak management.

“Apakah ini dilakukan atas ketidak percayaan pengusaha terhadap pengecekan rapid yang dilakukan Dinas Kesehatan Bintan kepada peserta aksi atau memang sebagai bentuk intimidasi kepada buruh yang melakukan aksi,” paparnya.

Justru kata Andi, pihak perusahaan melakukan upaya tracing terhadap pekerja yang pernah kontak erat dengan dua pekerja yang reaktif tersebut.

“Seharusnya kepada orang-orang yang pernah kontak minimal 7 hari terhadap 2 orang yang rapid testnya reaktif ,bukan kepada peserta aksi unjuk rasa,” terangnya.

Serikat pekerja sambungnya, akan memprotes kebijakan perusahaan tersebut. (Btn)

Editor : Akok

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here