Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad dalam peresmian layanan pemasangan ring jantung di RSUD Raja Ahmad Thabib, Rabu (10/5/2023).

TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad meresmikan Pelayanan Laboratorium Katerisasi Jantung (Cathlab) RSUP Raja Ahmad Tabib (RAT), Program Pengampuan Jejaring Nasional, Rabu (10/5/2023).

Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua TP-PKK Kepri, Dewi Kumalasari di depan ruangan cathlab, Lantai III RSUD RAT.

Dimulainya pelayanan cathlab Di RSUD RAT merupakan salah satu program yang selalu digesa oleh Ansar dan ditunggu-tunggu masyarakat Kepri.

Dengan diresmikannya pelayanan ini, masyarakat mempunyai pilihan untuk melakukan tindakan kateterisasi jantung di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam.

Sebagai informasi, layanan cathlab adalah suatu pelayanan yang dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah dan untuk selanjutnya dilakukan intervensi non bedah sesuai indikasi secara invasive melalui pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau elektroda.

Penyakit jantung sendiri merupakan salah satu dari 4 fokus utama bersama stroke, kanker dan ginjal yang masuk dalam transformasi layanan rujukan sebagai bagian dari 6 pilar transformasi sistem kesehatan yang diinisiasi Kemenkes di tahun 2023 ini.

Transformasi sendiri berfokus pada 9 penyakit prioritas yang menyebabkan kematian tertinggi dan pembiayaan besar pada 10 tahun terakhir (berkontribusi pada > 80 persen pembiayaan) yaitu jantung, stroke, tubercolosis, kesehatan ibu dan anak, kanker, infeksi emerging, DM, hepar dan ginjal. Kedepan, 9 penyakit ini akan menjadi sasaran dari pengampuan jejaring rujukan.

Ansar mengatakan pembangunan kesehatan merupakan salah satu bidang prioritas di Kepri.

Perhatian Pemprov Kepri akan pentingnya peranan pembangunan dalam urusan kesehatan juga tertuang dalam penetapan misi ke-3 pembangunan yaitu “Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Sehat dan Berdaya Saing dengan Berbasis Iman dan Taqwa”.

Menurut Ansar, wujud nyata keseriusan Pemprov Kepri dalam bidang kesehatan dapat terlihat dari besaran anggaran bidang kesehatan yang selalu masuk dalam lima besar SKPD dengan alokasi anggaran terbanyak.

Diketahui, pada 2023 ini sebesar Rp499,34 miliar (termasuk belanja pada RSUD Raja Ahmad Tabib dan RSUD Engku Haji Daud).

“Hal lainnya juga dapat dilihat melalui pertambahan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan yang meningkat dari tahun ke tahun dan tersebar di seluruh kabupaten/kota yang salah satunya adalah RSUD RAT,” katanya.

Ansar pun mengucapkan selamat kepada RSUD RAT karena telah berhasil melaksanakan salah satu dari persyaratan klasifikasi strata utama yang diperlukan untuk menjadi RS dengan tingkat layanan utama, yaitu menyelenggarakan pelayanan intervensi non bedah (cathlab).

“Semoga dengan terlaksananya pelayanan cathlab dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kepri. Selanjutnya, untuk kesiapan pelayanan bedah jantung terbuka diharapkan agar segera terpenuhi baik dari segi SDM maupun sarana dan prasarananya,” pesannya.

Terakhir Gubernur juga menekankan kepada jajaran RSUD RAT untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, walau dengan segala keterbatasan.

“Kalau perawatnya senyum, ramah, insya Allah langsung berkurang penyakitnya pasien. Saya akan kontrol langsung supaya rumah sakit ini menjadi kebanggaan masyarakat Kepri,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur RSUD RAT, dr. Yusmanedi menjelaskan bahwa pelayanan cathlab telah mendapat izin dari BPJS Kesehatan sehingga pelayanan kateter jantung dapat dilayani dengan pembiayaan BPJS Kesehatan.

Menurutnya, peralatan pendukung pelayanan cathlab telah dimiliki oleh RSUD RAT selama kurang lebih 5 tahun. Namun dengan keterbatasan SDM belum dapat beroperasi.

Hingga di tahun 2021, RSUD RAT mengirim Dokter Spesialis Jantung yakni dr. Andrew Parlautan untuk mengikuti pendidikan di RS Harapan Kita.

“Alhamdulillah dalam waktu setahun di tahun 2022 beliau sudah menyelesaikan pendidikan dan dalam setahun telah mendapatkan perizinan dari BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Ditambahkan Yusmanedi, proses perizinan yang menurutnya termasuk memakan waktu singkat ini tak lepas dari perhatian penuh dan komitmen Gubernur Ansar dalam percepatannya.

“Ini atas bantuan dan support Pak Gubernur dalam percepatan perizinan. Sebab prosesnya cukup panjang mulai dari Bapeten, persiapan alat yang sudah berumur 5 tahun tadi, karena menyangkut keselamatan pasien, sampai ke perizinan BPJS Kesehatan tadi,” ungkapnya. (*)

Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here