BATAM,SIJORITODAY.com – Tak pernah terbayang di benak Arif akan mendapatkan omzet Rp2 juta sehari hanya dengan berjualan es bubur sumsum di atas gerobak dorong.
Kalau boleh jujur, ia pun kaget, usaha yang ia tekuni selama sepuluh tahun itu ternyata akhirnya berbuah manis.
Arif mengatakan, awalnya ia hanya ikut-ikutan karena banyak temannya yang berjualan es bubur sumsum.
Ternyata, dagangan Arif ini diminati berbagai kalangan, mulai dari pekerja hingga masyarakat sekitar yang mencari minuman pelepas dahaga yang lezat.
“Jual bubur sumsum sudah ada 10 tahunan, dulu masih jualan keliling pakai gerobak kecil, sekarang sudah bisa pakai gerobak yang agak besar,” katanya.
Pria berusia 34 tahun itu menyebut, kunci kesuksesannya terletak pada konsistensi dalam kualitas bahan baku dan rasa, serta pelayanan yang ramah kepada setiap pembeli.
“Walaupun harga bahan pokok naik, saya selalu memberikan yang terbaik bagi pembeli. Kualitas dan kebersihan adalah prioritas,” sebutnya.
Diketahui, kelezatan rasa bubur sumsum yang disajikan dengan cita rasa khas dan tekstur lembut menjadi daya tarik utama.
Dengan omzet penjualan yang terus meningkat, Arif berencana untuk memperluas jangkauan bisnisnya dengan membuka cabang baru di beberapa lokasi strategis.
Bubur sumsum yang ia jual cukup murah, hanya Rp6.000 per gelasnya. Setiap harinya ia mampu menjual 300 hingga 350 gelas.
“Saya ingin lebih banyak orang menikmati bubur sumsum ini agar lebih maju dan bisa buka cabang,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DiskopUKM) Kepri, Riki Rionaldi mengajak generasi muda mencontoh ketekunan Arif dalam berwirausaha.
Menurutnya, banyak pelaku UMKM pemula yang gagal mengembangkan usaha hanya karena kurang tekun dan tidak konsisten.
“Jangan mudah putus asa, banyak yang gagal karena tidak konsisten. Penjualan menurun, langsung menyerah dan berhenti berwirausaha,” ujarnya.
Selain konsisten, Riki yang juga pernah menjabat Sekretaris Disperindag Kepri itu mengajak pelaku UMKM kreatif dan inovatif.
Pelaku UMKM juga perlu melengkapi perizinan usaha mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB), Hak Kekayaan Intelektual (HKI), hingga sertifikat halal untuk menarik kepercayaan konsumen.
“Kemasannya juga harus menarik dan manfaatkan platform digital dalam pemasaran untuk menjangkau lebih banyak calon konsumen,” imbaunya.
Penulis: Nuel