
TANJUNGPINANG, SIJORITODAY.com – – Dosen Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Posyandu Teratai, Kelurahan Batu IX, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Kegiatan yang digelar sejak 2 Oktober hingga 9 Oktober 2024 mengangkat tema “Pemberdayaan Ibu Bayi dan Balita dalam Pemberian MP-ASI T3 (Tepat Komposisi, Tepat Cara Pembuatan, Tepat Waktu, dan Takaran Pemberian) untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi dan Balita.”
“Salah satu permasalahan utama adalah banyak ibu yang tidak memberikan MP-ASI yang tepat dan bergizi seimbang kepada bayi mereka,”kata Rita Ridayani Dosen Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, Sabtu (19/10).
Lebih lanjut, dia mengatakan Stunting adalah masalah serius yang dihadapi oleh banyak keluarga, terutama di wilayah ini.
Penyebab utama stunting mencakup kurangnya asupan pangan bergizi tinggi serta buruknya praktik higiene dan sanitasi.
Kegiatan bersama tim yang terdiri dari Kartika Sri Dewi Batubara dan Marella menawarkan solusi melalui pendekatan utama yakni edukasi tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat dan contoh resep MP-ASI sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk kategori umur 6-8 bulan, 9-11 bulan, dan 12-24 bulan.
“Banyak yang hanya memilih makanan instan siap saji tanpa memperhatikan kebutuhan gizi dan pengawet yang terkandung di dalamnya,”ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut, para ibu diharapkan dapat memberikan MP-ASI yang bergizi dan menyiapkannya dengan baik, untuk kegiatan penyuluhan ini mencakup informasi mengenai MP-ASI, waktu pemberian, frekuensi dan porsi, serta kebutuhan kalori sesuai kategori umur. Selain itu, juga memberikan tips dan trik menyiapkan MP-ASI dan menyajikan contoh resep menu seimbang untuk setiap kelompok umur, seperti contoh pembuatan MP-ASI, dengan menu seperti Bubur Soto Ayam Santan dan Nasi Tim Ayam Lele Cincang, dengan disaksikan oleh perwakilan ibu kader posyandu.
“Untuk kategori umur 6-8 bulan, tekstur makanan harus lebih lembut dan mudah dicerna. Sedangkan pada usia 9-11 bulan, tekstur bisa sedikit lebih kasar untuk melatih keterampilan mengunyah. Pada usia 12-24 bulan, bayi sudah bisa diberikan makanan keluarga, tetapi tetap harus menghindari makanan keras dan berbumbu kuat,” Tambahnya.
Pada kegiatan ini, Posyandu memegang peran krusial dalam program ini. Dengan pelatihan yang diberikan, diharapkan ibu-ibu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang MP-ASI yang tepat untuk anak-anak mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting serta menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari penyakit.
Editor : fis