BINTAN,SIJORITODAY.com – – Tanaman resam yang sering dianggap gulma kini berpotensi menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Pulau Bintan. Bintan Resorts, kawasan wisata terkemuka di Kepulauan Riau, sudah dua tahun menggagas dan melakukan program Bintan Bekarya bekerja sama dengan pemerintah desa dan kecamatan-kecamatan setempat.
Program ini kemudian dilanjutkan secara berkesinambungan ke kelompok masyarakat di Desa Pengudang, yang terletak di timur laut Pulau Bintan, untuk mengolah resam menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi.
Melalui pelatihan, masyarakat dilatih mengolah resam menjadi sebuah karya yang bernilai ekonomis. Pelatihan dibuka langsung oleh Camat Teluk Sebong Julpri Ardani, pelatihan dimulai Senin (9/12) hingga Kamis (12/12) mendatang.
Sebagai simbolis, pembukaan ditandai dengan penandatanganan pigura unik yang terbuat dari kerajinan resam, menggambarkan komitmen bersama dalam memanfaatkan potensi lokal untuk kesejahteraan masyarakat.
Kepala Departemen Pemberdayaan Masyarakat Bintan Resort, Bhakti Adi Chandra menyampaikan, melalui Bintan Bekarya, sebanyak enam ibu rumah tangga di Desa Pengudang tersebut dilatih untuk mengubah resam menjadi produk kerajinan bernilai jual. Fokus pelatihan adalah pembuatan produk turunan resam dalam bentuk yang sederhana dan mudah dibawa sebagai cinderamata bagi wisatawan seperti cincin, gelang, dan aksesoris lainnya.
“Melihat melimpahnya tanaman resam di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong, upaya dilakukan untuk mengolahnya menjadi produk kreatif oleh warga setempat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan diversifikasi produk di bidang kriya kreatif yang dapat menarik minat wisatawan, sekaligus memperkuat posisi Desa Pengudang sebagai destinasi wisata baru yang unggul dalam kerajinan tangan berbahan resam,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Teluk Sebong Julpri Ardani menyambut baik usaha Bintan Resort yang terus memberikan kepeduliannya kepada masyarakat Bintan khususnya di Kecamatan Teluk Sebong. “Kami menggalakkan program ‘1 Event 1 Produk’. Desa Pengudang sudah memiliki Festival Seafood sebagai event andalan, kini saatnya kita memaksimalkan potensi produk unggulan,” ujar Julpri.
Dengan pelatihan resam ini, Julpri berharap resam yang selama ini hanya dianggap semak belukar bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Seorang peserta, Mak Ayu menyambut program ini dengan antusiasme dan rasa syukur.
“Saya sangat terharu karena akhirnya bisa membuat kerajinan dari resam ini. Selama ini saya hanya belajar dari YouTube, tetapi tidak pernah berhasil menghasilkan produk nyata. Terima kasih sebesarbesarnya kepada Bintan Resorts yang khusus mendatangkan seorang juru latih ke Desa Pengudang untuk melatih kami,” ungkap Mak Ayu dengan rasa haru.
Resam (Dicranopteris linearis) adalah jenis paku-pakuan yang tumbuh liar dan banyak ditemukan di Bintan. Tanaman ini sering dianggap sebagai gulma karena tumbuh dengan cepat dan dianggap mengganggu pertumbuhan tanaman lain.
Hasil karya para peserta program Bintan Bekarya akan dipasarkan melalui gerai suvenir resmi Bintan Resorts, menjangkau pasar domestik dan mancanegara. General Manager Finance dan Admin Bintan Resorts, Hebron Habeahan, menyatakan komitmen Bintan Resorts untuk mendukung produk Desa Pengudang agar dapat bersaing di pasar.
“Program yang dimulai sejak 2022 ini telah membina enam kelompok masyarakat di berbagai desa Pulau Bintan di Kecamatan Teluk Sebong, yaitu Desa Ekang Anculai, Sebong Pereh, Sri Bintan, Berakit, Kelurahan Kota Baru, dan kini Desa Pengudang,” sebut Hebron. (oxy)