TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – BPS mencatat perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) triwulan III-2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -5,81 persen, namun lebih baik dibanding triwulan II-2020 yang terkontraksi sebesar -6,62 persen.
Kepala BPS Kepri Agus Sudibyo menyampaikan dari sisi lapangan usaha, kontraksi ekonomi terutama disebabkan oleh kategori perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil kontraksi sebesar -1,83 persen, diikuti konstruksi dengan andil -1,59 persen.
“Dari sisi pengeluaran, komponen yang memberikan andil kontraksi terbesar adalah net ekspor yakni sebesar -3,97 persen dan PMTB dengan andil sebesar -2,17 persen,” kata Agus melalui siaran pers tertulis, Sabtu (7/11/2020)
Namun perekonomian Kepri triwulan III 2020 dibanding dengan triwulan II-2020 (q-to-q) tumbuh sebesar 3,23 persen.
Menurut Agus, pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2020 (q-to-q) didorong pertumbuhan industri pengolahan sebesar 1,73 persen dan kategori pertambangan dan penggalian sebesar 0,58 persen.
“Sementara itu, dari sisi pengeluaran komponen PMTB memberikan andil terbesar yaitu 1,58 persen diikuti Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dengan andil sebesar 0,93 persen,” kata Agus Sudibyo melalui siaran pers tertulis.
Kemudian, sampai dengan triwulan III-2020, secara kumulatif (c-to-c) pertumbuhan ekonomi Kepri tumbuh minus 3,51 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 4,78 persen.
Dalam lingkup regional, PDRB Kepulauan Riau triwulan III-2020 memberikan kontribusi sebesar 7,32 persen terhadap PDRB Pulau
Sumatera.
“Perekonomian Kepulauan Riau triwulan III-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku (ADHB) mencapai Rp62,90 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp43,14 triliun,” pungkasnya.
(Mn)