Ilustrasi (foto:net)

BINTAN, SIJORITODAY.com – – Seorang warga Kijang Kecamatan Bintan Timur berinisial YM (39) menangis saat diwawancara awak media untuk menceritakan kronologis peristiwa pilu yang menimpa putrinya yang kini berusia sekitar 5 tahun.

Dengan menahan rasa sakit hatinya, YM berkisah kalau putrinya diduga telah menjadi korban pencabulan pada rentan waktu bulan Juli 2019 silam.

Hanya saja, kala itu tidak banyak pihak yang menaruh perhatian atas peristiwa pilu yang menimpa putrinya tersebut. Ironisnya, niat hati ingin mencari keadilan kepada polisi juga belum Ia dapatkan.

YM telah mengadu ke polisi pada 22 Agustus 2019 silam, bahkan Ia pun telah membuat laporan polisi secara resmi pada 25 Oktober 2019 lalu. Namun, sampai detik ini, keluarga YM tak mendengar kabar adanya keadilan dari pihak kepolisian.

Diwawancara soal kisah pilu yang sempat membuat anaknya trauma beberapa bulan itu, YM bercerita kalau pada 18 Juli 2019, anaknya pulang dari sekolah di TK Pembina Negeri Bintan Timur mengalami kesakitan. Sakit yang amat luar biasa pada bagian anusnya. Bahkan, hingga beberapa hari tak mampu buang air besar.

YM pun curiga dengan kesakitan putrinya, namun putrinya bungkam. Kemudian, anaknya sempat tak ingin sekolah lantaran adanya rasa trauma. Akan tetapi, puncak dari kesedihan terjadi pada 25 Juli 2019, ketika itu YM berhasil menyakinkan anaknya agar masuk sekolah lagi, namun YM tak menyangka itu menjadi malapetaka.

Rumahnya yang tak jauh dari TK Pembina Negeri, YM berkata kalau dirinya sempat mendengarkan teriakan dari arah sekolah anaknya. Ketika itu YM tengah menjemur pakaian. Kecurigaannya pun menguat saat dirinya mendatangi sekolah dan mendapati anaknya terkunci didalam kelas. Saat itu, pintu kayu yang mengunci anaknya sempat didobrak, tapi dirasa ada perlawanan dari arah dalam.

“Pas saya pulang, ternyata anak saya sudah ada dirumah. Katanya disuruh pulang sama guru lewat pintu belakang rumah saya,” ungkapnya, Kamis (12/11).

Atas peristiwa itu, YM pun berinisiatif mendatangi pihak sekolah dan menanyakan ihwal kejadian yang menimpa anaknya hingga trauma berat. Namun, bukannya membuka fakta, YM malah mendapat tuduhan tak mengenakkan dari sekolah.

“Sempat ditanya guru, apakah anak saya autis? saya bilang tidak. Apakah anak ibu ada kelainan? saya bilang tidak. Dan anak saya sehat-sehat saja,” katanya.

Karena tak menemui titik terang, akhirnya YM memutuskan membuat laporan ke polisi untuk mengusut peristiwa yang menimpa putrinya. Akan tetapi, upaya itu tak juga membuahkan hasil. Sampai detik ini, polisi belum bisa memutuskan untuk mengusut lebih jauh soal kejadian yang dialami putrinya.

Padahal, YM dan keluarganya sudah membawa putrinya diperiksa mulai dari dokter anak ternama di Tanjungpinang hingga periksa dalam di Rumah Sakit Awal Bros Batam dan Rumah Sakit Umum Otorita Batam. Kesimpulan yang didapat, bahwa anus putrinya mengalami luka akibat trauma benda tumpul.

Pada saat itu, kepolisian dikatakan YM, belum juga bergerak lebih jauh. Tapi YM tak putus asa, Ia pun bergerak dengan menggandeng temannya di Dinas Sosial dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID). Pihak kepolisian sempat merespon dan menindaklanjuti kasus dugaan pencabulan yang dilaporkan oleh YM.

Sempat dilakukan visum di RSUD Bintan, tetapi saat itu visumnya tidak maksimal lantaran sang dokter tidak memeriksa secara baik kala itu. YM pun menyakinkan dengan surat-surat pemeriksaan dari 3 dokter yang menyatakan ada trauma benda tumpul pada bagian anus putrinya.

“Ya waktu itu katanya tidak ada apa-apanya. Sekali saya bilang ini hasil pemeriksaan dari 3 dokter berbeda. Barulah dokter RSUD periksa dan sepakat bahwa ada luka pada anus anaknya saya. Katanya waktu periksa pertama itu gelap,” terangnya.

Tapi hanya sampai disitu saja, YM dan keluarga tak ada mendengar kabar lagi dari pihak kepolisian terkait perkembangan kasus anaknya.

YM berharap, pemerintah dan petinggi Polri serta pihak terkait lainnya melek melihat kejadian yang menimpa anaknya. Hal ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi dan menimpa anak-anak usia dini lainnya diluar sana.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah terkait perkembangan kasus yang dilaporkan YM, Kapolsek Bintan Timur, AKP Ulil Rahim mengatakan, kasusnya tetap dilakukan penyelidikan oleh penyidik.

Disinggung soal lambannya penanganan kasus itu karena kendala apa, Ulil hanya mengatakan. “Masih dalam penyelidikan,” katanya singkat. (Btn)

Editor: Akok

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here