BINTAN,SIJORITODAY.com – Masker yang dipakai secara benar diklaim mampu menangkal berbagai partikel kecil di udara termasuk virus Covid-19 agar tidak masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan. Namun, setiap masker memiliki efikasi filtrasi berbeda-beda.
Kekinian, pemerintah menganjurkan agar masyarakat menggunakan masker dobel yang terdiri dari kombinasi masker medis dan masker kain. Kombinasi ini bisa meningkatkan filtrasi hingga diatas 50 persen.
Sebegitu pentingnya memakai masker, karena terpapar Covid-19 sangat tidak mengenakkan. Meskipun tidak bergejala, para penderitanya harus ‘diasingkan’ selama 14 hari. Waktu yang tidak sebentar apalagi bagi anda yang tidak betah dirumah. 14 hari menjalani isolasi itu terasa sangat lama.
Bila penderita Covid-19 bergejala, gejala yang sangat mendekati dengan gejala Covid-19 ialah hilangnya indera penciuman yang dibarengi dengan hilangnya indera perasa atau dalam dunia medis disebut Anosmia. Gejala ini paling erat kaitannya dengan gejala Covid-19 disamping gejala seperti demam, batuk, pilek hingga lemas dibarengi rasa nyeri pada bagian tulang.
Orang yang terpapar Covid-19 dengan gejala demam, batuk kemudian anosmia akan merasakan hilangnya nafsu makan. Hal ini akan berdampak serius bagi kesehatan para penderita Covid-19. Apalagi, anosmia yang biasanya dibarengi dengan hilangnya indera perasa membuat si penderita kehilangan nafsu makan.
Hal ini disebabkan hidung tak mampu mencium aroma makanan yang hendak kita makan dan lidah tak mampu merasakan cita rasa dari makanan yang hendak disantap.
Apalagi, gejala anosmia tidak bisa diprediksi kapan sembuhnya. Ada yang sembuh dalam waktu 3 hari, bahkan ada yang pulih setelah 2 pekan. Begitulah pengakuan dari sejumlah warga di Kabupaten Bintan yang pernah mengalami gejala anosmia.
Mereka mengingatkan kepada warga lainnya untuk selalu mematuhi anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan dengan selalu mengenakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mengikuti vaksinasi pemerintah. Hal ini untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid-19.
Salah seorang penderita anosmia, Nur (22) mengungkapkan jika gejala anosmia muncul setelah merasakan demam selama tiga hari. Pertama-tama kata dia, hidung kesulitan mencium berbagai macam bau. “Awal-awal tercium, hanya saja tidak sepeka biasanya. Tidak lama kemudian, hilang begitu saja,” ungkapnya.
Selain kehilangan indera penciuman, Nur juga menambahkan jika indera perasanya juga hilang. Sehingga, makanan yang disantap tidak terasa lagi apakah manis, asin, asem atau bahkan pahit.
“Disaat itu nafsu makan kita pasti turun. Karena tidak bisa mencium aroma makanan dan merasakannya. Tapi kita harus melawannya, sebab kalau kita tidak makan nanti malah muncul penyakit lain seperti maag atau lemas,” terangnya.
Ia pun berbagi tips jika mengalami anosmia, kata Nur, penderita harus melatih penciumannya dengan mencium bau-bau menyengat seperti minyak kayu putih, bawang putih dan bau-bau tajam lainnya. “Kemarin kalau saya tiga hari alhamdulillah sudah mulai pulih. Harus rajin-rajin melatih penciuman kita,” saran.
Namun demikian, dirinya mengajak agar yang belum terpapar untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab kata dia, terpapar dan mengalami gejala seperti anosmia adalah hal yang tidak mengenakkan. “Tidak enak rasanya, harus terisolasi dan mengalami hidung dan lidah kita tidak berfungsi. Terasa hampa,” ungkapnya.
Kebanyakan para penderita Covid-19 memang mengalami gejala anosmia. Biasanya gejala ini akan muncul setelah demam dan pilek. Untuk mencegah penyakit itu, kita mesti disiplin memakai masker dan mematuhi anjuran pemerintah agar tidak terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan dr Gama Af Isnaeni mengungkapkan jika masker merupakan hal penting dalam mencegah masuknya virus kedalam tubuh. Ia menyarankan agar masker yang digunakan saat ini kombinasi masker medis dan masker kain.
“Dan ingat, masker medis dibagian dalam dan masker kainnya dilapisan luar. Kalau pakai masker harus menutup bagian hidung dan mulut, bukan malah menutupi dagu, karena virus masuk kedalam saluran pernafasan melalui hidung dan mulut,” ungkapnya.
Mengenai gejala anosmia, Gama menyarankan agar penderita anosmia untuk tetap tenang dan rutin melatih indera penciuman dengan bebauan yang menyengat.
“Harus rajin mencuci hidung seperti saat kita berwudhu dan kumur-kumur dengan obat kumur. Insya Allah bisa membantu pemulihan gejala anosmia,” sarannya.
Terpenting, agar terhindar dari Covid-19 haruslah disiplin menerapkan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Gama mengajak, warga yang belum divaksin dosis kedua untuk segera divaksin.
“Ya biar mengingatkan saja, mudah-mudahan masyarakat sadar akan pentingnya vaksin dosis pertama dan kedua. Sayang kalau masyarakat jadi antivaksin,” imbuhnya.
Data per 28 Agustus 2021, capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bintan, untuk dosis pertama sebanyak 80.561 orang atau 75,27 persen dari sasaran penerima vaksin sebanyak 107.028 orang. Sementara untuk dosis kedua baru 41.868 orang atau 39,12 persen. (Btn)