JAKARTA,SIJORITODAY.com- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan Indonesia Emas yang ingin di capai pemerintah pada tahun 2045 bukan hanya sekadar jargon dan mimpi.
Pasalnya, Indonesia memiliki tiga prasyarat untuk mencapainya. Memiliki jumlah angkatan kerja yang banyak, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, dan wilayah yang luas.
Demikian di sampaikan Tito saat memberikan pengarahan pada kegiatan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) BerAKHLAK.
Agenda ini di peruntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemendagri maupun Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
“Indonesia Emas itu adalah negara dominan dan itu benar akan terjadi. Berbagai survei internasional mengatakan, semua memiliki prejectory prediksi yang sama yaitu Indonesia akan menjadi kekuatan dominan keempat di dunia di tahun 2045,” katanya.
Ia menuturkan, di tengah kondisi dunia yang ‘anarki’, dalam artian terjadinya ketidakaturan.
Tidak adanya satu kekuatan yang mengatur (one single compiling power), maka terjadi pertarungan untuk saling mendominasi.
Bagi negara-negara yang mendominasi akan menentukan agenda politik, ekonomi, keamanan, hingga budaya dan identitas sebagai bangsa.
“Cara mendominasi dalam dunia anarki tetap jalan, saling mendominasi tetap jalan, tapi instrumen yang digunakan berubah. Dari instrumen militer menjadi non militer, yaitu ekonomi nomor satu, perdagangan, cyber, media, bahkan senjata biologis, instrumen budaya,” ungkapnya.
Tito pun menuturkan instrumen yang menguasai adalah ekonomi. Negara yang memiliki ekonomi kuat akan menjadi negara dominan.
Berbicara ekonomi maka yang terpenting berkaitan dengan kemampuan produksi. Negara yang memiliki kemampuan produksi paling masif akan menguasai, dan Indonesia memiliki kemampuan tersebut dengan didukung angkatan kerja, SDA dan luas wilayah yang dimilikinya.
“Indonesia memiliki persyaratan itu dan tidak banyak dari 200 lebih negara di dunia ini dan teritorial, hanya negara nomor satu Cina, India, Amerika, Indonesia, Rusia, Meksiko, Brazil,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci. Di tangan orang-orang terdidik dan terlatih maka SDA di Indonesia dengan kondisi geografi yang luar biasa akan memberikan nilai tambah.
“It’s not a dream, itu adalah modal kapital kita yang luar biasa. Kalau berbicara Sumber Daya Manusia maka harus ada agent of change. Siapa agent of change-nya? ASN, yang jumlahnya 4 juta orang, inilah orang-orang yang mengawal negara,” tuturnya. (prb)
Editor : Liza