TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Pemerintah terus menggesa survei penyelidikan kedalaman tanah Jembatan Batam-Bintan atau Babin.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau, Junaidi menyebut survei penyelidikan tanah Jembatan Batam-Bintan akan rampung pada akhir bulan ini.
“Target survei akhir tahun ini selesai,” katanya, Senin (2/12/2024) siang.
Junaidi mengungkapkan, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR telah melakukan kunjungan lapangan survei penyelidikan kedalaman tanah Jembatan Batam-Bintan.
“Tim KKJT telah melakukan survei di lokasi pembangunan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad meyakinkan pembangunan Jembatan Babin akan memberikan dampak positif di Pulau Batam dan Pulau Bintan.
“Keberadaan Jembatan Babin akan menguntungkan kedua wilayah,” katanya, Selasa (29/10/2024).
Selain memperlancar arus orang dan barang antar kedua pulau, Ansar menegaskan jika Jembatan Babin dapat dimanfaatkan sebagai jalur suplai air bersih dan kabel listrik.
Kota Batam, sebagaimana pusat perekonomian disebut Ansar akan terus berkembang sehingga juga akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan sumber air bersih.
“Dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan bisa jadi Batam akan kekurangan sumber air bersih, sehingga nantinya air bersih dapat dialirkan dari Pulau Bintan melalui badan jembatan,” kata Ansar.
Demikian pula kabel kabel listrik bawah laut yang selain mahal dan rentan gangguan.
“Sehingga ketika telah terbangun, kabel listrik dari Batam nantinya bisa melalui jalur khusus yang dibuat di badan jembatan,” ujar Ansar lagi.
Yang tak kalah penting keberadaan Jembatan Babin ini akan memberikan dampak besar terhadap kemajuan Pulau Bintan, dimana di dalamnya terdapat dua daerah yakni Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.
“Ketika jembatan ini jadi dibangun, status FTZ di Bintan menjadi menyeluruh sehingga memajukan Bintan dan Batam,” terang Ansar.
Upaya mewujudkan pembanguan Jembatan Babin dia katakan telah melalui proses cukup panjang. Seluruh lahan yang akan dilalui oleh jembatan telah dibebaskan. Kini pemerintah pusat pun tengah melaksanakan survei kedalaman, kondisi lahan bawah laut, kondisi arus dan sebagainya yang menjadi syarat pembangunan jembatan.
“Untuk survei ini pemerintah pusat mengeluarkan anggaran Rp70 miliar, dan diperkirakan diperkirakan akan selesai pada Desember 2024, sehingga proses lelang sudah bisa dimulai tahun depan,” terang Ansar.
Penulis: Nuel