
TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Kegiatan pameran dan bazaar produk-produk UMKM menyemarakkan perhelatan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) XI Provinsi Kepulauan Riau di Kota Tanjungpinang.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Kepri, Riki Rionaldi mengatakan, pameran dan bazaar ini merupakan hasil kolaborasi dengan Disperindag, Dinas Pariwisata, dan Bank Indonesia Kepri.
Pameran dan bazaar menghadirkan produk-produk unggulan UMKM dari Kabupaten/Kota.
“Selain produksi unggulan binaan yang sudah go ekspor, ada juga stand Dekranasda, Dispar, dan potensi produk yang ditampilkan kabupaten/kota. Kemudian ada dukungan dari komunitas UMKM yang biasa menyemarakkan bazaar di Jalan Merdeka,” katanya, Sabtu (21/6/2025) malam.
Riki mengungkapkan, pameran dan bazaar juga dihadiri dua sentra produksi UMKM seperti Sentra Kerupuk yang ada di Sungai Lekop dan Sentra Makanan Ringan di Tanjungpinang Timur.
Dua sentra UMKM ini sudah memproduksi produk-produk UMKM dengan mutu yang tinggi dan sudah berhasil masuk ke pasar modern.
Ia optimis, kehadiran dua sentra UMKM ini akan membawa semangat baru kepada para pelaku UMKM pemula untuk berkreasi meningkatkan mutu produknya.
“Geliat UMKM ini kami temukan dalam bentuk strategi sentra, satu kawasan dengan satu jenis produk yang diproduksi dengan standar tinggi dan sistematis serta dipasarkan lebih luas,” ujarnya.
Riki menuturkan, STQH XI Kepri harus dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk membangun jaringan usaha antar daerah.
Para pelaku UMKM diminta untuk aktif mengenalkan dan mempromosikan produk-produknya ke konsumen.
Selain itu, para pelaku UMKM juga dapat berdiskusi terkait strategi pengembangan usaha.
“Setiap ajang seperti ini menjadi momentum bagi pengusaha UMKM untuk berinteraksi dengan calon pembeli. Ini juga momentum bagi pengusaha untuk berinteraksi dan berkolaborasi antar daerah, apalagi ada dari Dinas Pariwisata, Dekranasda, Disperindag, dan Bank Indonesia,” tuturnya.

Ketua TP-PKK Kepri, Dewi Kumalasari Ansar mengapresiasi dukungan dan perhatian diberikan Bank Indonesia terhadap pengembangan UMKM.
“Beberapa di antaranya bahkan sudah go internasional,” sebutnya.
Selain berkunjung ke setiap stan, Dewi juga menyempatkan melihat video proses pembuatan berbagai produk UMKM yang ditayangkan langsung di lokasi.
Dewi menegaskan pentingnya peningkatan kualitas produk UMKM agar bisa bersaing di pasar nasional maupun global.
“Harapannya UMKM di Kepri dapat terus meningkatkan produknya sehingga bisa memiliki nilai jual yang tinggi serta bisa menembus pasar nasional dan internasional,” ujarnya.
Dewi mengaku senang karena banyak produk kuliner yang ditampilkan menggunakan bahan dasar hasil laut khas Kepri, seperti ikan, kerang dan gonggong.
Mulai dari aneka makanan ringan buatan pelaku UMKM, beragam makanan laut, hingga produk fesyen khas daerah seperti tanjak, songket, batik lokal, tudung manto, dan berbagai jenis kain tenun.
Tak ketinggalan, sejumlah aksesoris menarik dari bahan kerang, tiram, dan gonggong turut menarik perhatian pengunjung.
Menurutnya, kekayaan laut Kepri merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.
“Hasil laut Kepri sangat melimpah ya. Saya merasa sangat senang karena hasil olahan para UMKM kita menggunakan hasil laut seperti ikan, macam-macam kerang dan gonggong sebagai bahan dasar pembuatannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dewi berharap pameran dan bazar seperti ini terus digelar sebagai wadah promosi sekaligus ruang kolaborasi antarpelaku UMKM dan stakeholder terkait.
“Kita ingin UMKM tidak hanya tumbuh, tapi juga berkembang secara berkelanjutan. Dengan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat, saya yakin UMKM Kepri mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” tutupnya.
Penulis: Nuel