Novi Herliana, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (1/12/2021). F: Helen

TANJUNGPINANG, SIJORITODAY.com – Data HIV berdasarkan kelompok resiko Kota Tanjungpinang bulan Januari hingga Oktober menunjukkan jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di tahun 2021 didominasi oleh Lelaki yang berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) atau gay.

Dari seluruh pengidap yang berjumlah 77 orang, 27 diantaranya gay, 24 pelanggan, 11 pasangan Risti (Risiko Tinggi), 10 WPS (Wanita Pekerja Seks), 1 Waria dan Bumil, 3 kategori lainya.

Jumlah pengidap HIV tahun ini terbilang naik jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya 68 orang yang terdiri dari 48 laki-laki dan 22 perempuan.

Sementara, jumlah kematian pengidap HIV/AIDS sepanjang tahun ini mencapai 21 orang atau menurun dari tahun 2020 yang mencapai 33 orang.

Novi Herliana Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Tanjungpinang mengatakan, penularan HIV dapat disebabkan oleh seks bebas, jarum suntik, dan ditularkan ibu yang menderita kepada anaknya.

“Bisa ditularkan karna seks bebas, jarum suntik pengguna narkoba, dan dari ibu penderita kepada anaknya,” katanya, Rabu (1/12/2021).

Novi menerangkan, pengidap HIV ini rata-rata berusia produktif yakni 25 hingga 49 tahun.

“Semua sebenarnya berisiko, karena berimbas dari prilaku seks itukan prilaku yang tidak sehat ditambah kita yang zaman sekarang ini semakin berkembang anak-anak dapat dengan mudah memperoleh tayangan yang kurang mendidik yang tidak disaring lebih dulu oleh orang tuanya,” terangnya.

Ia menuturkan, Dinkes Tanjungpinang selalu memantau perkembangan kesehatan si pengidap untuk memastikan setiap pengobatan diterima secara menyeluruh.

“Kita tetap melakukan pemantauan ke pada penderita dan karna minum obatnya itu kan seumur hidup jika ada yang tidak melakukan pengobatan tidak mengambil obat kita akan usahakan cari sampai mereka terima pengobatan nya,” tuturnya.

Untuk menekan penyebaran HIV, Dinkes Tanjungpinang kerap melakukan pelacakan atau tracing dengan mengecek darah masyarakat yang beresiko tertular.

Namun, di masa pandemi Covid-19, Dinkes tidak dapat optimal melakukan tracing akibat fokus menangani pasien Covid-19.

“Kita lakukan promosi kesehatan ke masyarakat, namun karena sekarang sudah satu pintu dimana pemerintah berfokus ke Covid-19 kita sedikit mengalami kesulitan dalam menemukan penderita atau saat penjaringan ke lapangan, karna terbatas Covid-19,” ucapnya.

Novi pun mengimbau seluruh masyarakat untuk mengedukasi anak-anaknya akan bahaya HIV.

“Karena ini penyakit yang seumur hidup dan sangat berbahaya, kita harus berhati-hati dan memberikan pemahaman kepada anak-anak kita besarnya resiko dan dampak dari HIV,” imbaunya.

(Helen)
Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here