TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan (DPKH) dan Disperindag Kepri mendata stok dan kebutuhan sapi dan kambing di Kabupaten/Kota.
Pendataan untuk memastikan ketersediaan stok sapi dan kambing menjelang hari raya Idul Adha tahun 2022.
“Mendata semua sapi-sapi yang ada di Kabupaten/Kota, dan mendata kebutuhan sapi harian dan menjelang Idul Adha di Kabupaten/Kota,” katanya, Jumat (20/5/2022).
Ansar menuturkan, Pemprov Kepri akan mengambil langkah antisipasi jika hasil pendataan menunjukkan stok tidak dapat memenuhi kebutuhan.
“Kalau hasil hitungannya kurang, maka kita akan ambil langkah,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan, larangan pengiriman ditetapkan per Kabupaten/Kota sehingga ada kemungkinan membeli sapi dari Kabupaten/Kota di Lampung dan Jambi yang bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Ketetapan dan ketentuan larangan mobilisasi sapi-sapi itu ditetapkan per Kabupaten/Kota,” jelasnya.
Ketua Persatuan Pedagang Sapi dan Kambing Tanjungpinang-Bintan, Thamrin membeberkan, kebutuhan sapi dan kurban tahun 2021 sebanyak 2.000 ekor sapi dan 4.000 ekor kambing.
Berkaca dengan tahun lalu, stok saat ini belum cukup memenuhi kebutuhan hewan kurban. Saat ini hanya ada 500 ekor sapi sementara kambing tidak tersedia sama sekali.
“Semakin menipisnya stok juga berimbas pada kelangkaan daging segar di masyarakat,” bebernya.
Ia pun meminta Pemprov Kepri segera mencarikan solusi agar sapi milik pedagang Tanjungpinang-Bintan yang tertahan di Kuala Tungkal segera dikirimkan ke Kepri.
“Ada sapi kita yang tertahan di sana, sampai sekarang belum dikirim,” ucapnya.
Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin meminta agar Pemprov Kepri segera turun tangan. Ia tidak ingin kelangkaan sapi dan kambing dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Wahyu menerangkan, virus PMK tidak berdampak terhadap manusia sehingga tidak perlu kekhawatiran berlebihan.
Sapi dan kambing yang dinyatakan bebas PMK berdasarkan uji laboratorium harus segera dikirimkan agar tidak menimbulkan kelangkaan di Kepri.
Setelah tiba di Kepri, sapi dan kambing harus dikarantina di kandang yang disediakan pedagang sebelum di distribusikan ke masyarakat.
“Kalau hasil lab bebas PMK langsung dikirimkan saja, jangan ditahan-tahan. Kalau ditahan dan terpapar PMK gimana? Siapa yang tanggung jawab?,” tambahnya.
Penulis: Nuel