TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Menghindari penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pad aternak sapi, turut mengancam ketersediaan hewan kurban di Kota Tanjungpinang.
Umumnya hewan seperti sapi, bisa didatangkan dari luar Provinsi Kepri.
Menyikapi hal ini, Wali Kota Tanjungpinang Rahma menyampaikan pihaknya akan mengutamakan kesehatan sapi yang masuk ke Tanjungpinang.
“Untuk menseleksi ada Tim satgas, InsyaAllah kita akan rapatkan demi kesehatan,” imbuhnya.
Dikatakan Rahma, pelaksanaan kurban di tahun ini akan sangat berbeda dengan pelaksanaan kurban di tahun-tahun sebelumnya.
“Sapi yang datang kalo memenuhi syarat tentu akan dibolehkan. Saya harap semangat berkurban dan beribadah tentu kita sejalankan dengan kesehatan demi keselamatan kita,” imbunya.
Sebelumnya, anggota DPRD kota Tanjungpinang Nasrul menuturkan, mendekati hari raya idul adha di tahun ini pihaknya sebagai penyelenggara kurban mengaku kesulitan dalam penyediaan sapi kurban.
“Di masjid kami biasa adakan tiap tahun, sebelumnya untuk jamaah yang ingin kurban biasa kami minta Rp2.900.000 per orang. Di tahun ini naik menjadi Rp3.000.000 per orangnya,” ujarnya kemarin.
Hal ini dikarenakan harga sapi lebih mahal dari sebelumnya. Stok juga terbatas upaya menghindari Penyakit Mulut dan Kuku pada sapi.
“Kami dapat informasi dari pemasok mereka ada kendala dalam masalah perizinan dan karantina yang harus dilakukan. Biasanya mereka lewat Jambi karena lebih dekat namun sekarang harus melalui daerah lain,” ujarnya.
Hal ini menyebabkan harga jual sapi kurban juga ikut naik dibandingkan dengan harga normalnya.
Penulis: Helen
Editor: Liza