
TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bintan masih mengeluhkan kelangkaan BBM subsidi.
Ketua KNTI Bintan, Syukur Harianto alias Buyung Adli mengatakan, kelangkaan diperparah dengan penerapan kartu kendali BBM yang belum dimiliki sebagian nelayan tradisional.
“Permasalahan di Bintan ada dua yakni nelayan yang tidak punya kartu tak bisa dapat BBM subsidi dan solarnya memang tak ada,” katanya, Senin (17/10/2022) malam.
Buyung menuturkan, akibat kelangkaan BBM subsidi, sebagian nelayan memilih untuk menambatkan kapalnya, namun ada sebagian pula yang terpaksa melaut dengan membeli BBM eceran Rp8 ribu per liter nya.
“Ada beberapa nelayan yang masih dapat solar bisa melaut, yang tidak dapat solar ya parkir,” tuturnya.
Buyung meminta agar pemerintah melakukan pendataan ulang karena masih banyak nelayan yang belum mendapatkan kartu kendali BBM.
Menurutnya, sebagian besar nelayan tradisional tidak memahami alur pendaftaran kartu kendali sehingga pemerintah perlu jemput bola ke pelabuhan nelayan tradisional.
Selain itu, pemerintah perlu memastikan tidak ada kapal yang didaftarkan lebih dari dua kartu kendali.
“Ada juga yang kartu subsidi BBM nya keluar tapi orang lain yang megang, dan ada dugaan kapal yang sama digunakan lebih dari satu orang,” terangnya.
Buyung menambahkan, pemerintah perlu memperketat pengawasan di SPBU untuk memastikan BBM tepat sasaran.
Ia mengusulkan agar pemerintah membangun SPBU apung yang sudah direncanakan sejak lama direncanakan agar penyelewengan BBM subsidi dapat diminimalisir.
“SPBU terapung, rencananya akan dibuat di Mantang. SPBU ini sangat penting agar BBM tepat sasaran,” tambahnya.
Penulis: Nuel