
TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak sudah ditemukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Setakat ini, sudah terdata 241 kasus gagal ginjal akut di Indonesia dan 133 orang diantaranya meninggal dunia.
Sementara di Kepri, sedikitnya 6 kasus berhasil ditemukan sejak bulan Agustus 2022 dan 5 diantaranya meninggal dunia.
Menanggapi fenomena ini, Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Sirajudin Nur menyerukan investigasi menyeluruh dan menghukum perusahaan obat yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut misterius.
“Bisa dijerat pidana kalau terbukti ada kandungan yang membahayakan keselamatan seperti mengacu pada UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,” katanya, Sabtu (22/10/2022).
Ia juga meminta pemerintah melakukan reformasi terhadap pengawasan makanan dan obat. Pengawas harus berkualitas dan kompeten.
Politisi PKB itu meminta pemerintah mencontoh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika yang menempatkan pengawas secara permanen di pusat produksi obat dan makanan.
“Jadi sifatnya tidak menunggu produsen untuk di uji sample produknya. Ini nyawa, jadi harus sungguh-sungguh di awasi,” ucapnya.
Sirajudin menegaskan, fenomena gagal ginjal akut merupakan akibat kelalaian pemerintah dalam mengawasi produksi dan peredaran obat-obatan.
Ia mendesak agar pemerintah bertanggung jawab dan menyantuni keluarga korban.
“Karena kelalaian pemerintah, harus disantuni para korban. Harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terkait kasus gagal ginjal terhadap anak,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Muhammad Bisri mengaku setuju dengan usulan pemberian santunan atau sagu hati kepada keluarga korban.
Senada dengan Sirajudin, Bisri menerangkan bahwa pemberian sagu hati merupakan bentuk keprihatinan pemerintah.
“Secara pribadi saya sangat mendukung seandainya ada santunan, sagu hati kepada keluarga sebagai bentuk keprihatinan kita,” ucapnya.
Kendati demikian, Bisri meminta agar masyarakat menunggu proses investigasi oleh pusat.
“Apakah betul karena obat itu (penyebab gagal ginjal akut) kan masih diteliti, semalam pak Menkes menegaskan bahwa sementara ini kesimpulannya begitu,” tutupnya.
Penulis: Nuel