
TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Kepala Ombudsman Perwakilan Kepulauan Riau, Lagat Siadari meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan gagal ginjal akut misterius pada anak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penetapan KLB bertujuan agar penanganan gagal ginjal akut misterius secara terpusat oleh pemerintah pusat.
Lagat menuturkan, setakat ini, hampir seluruh Provinsi termasuk Kepri belum memiliki rumah sakit rujukan ginjal.
Kendati demikian, ia meminta agar semua pihak menunggu hasil investigasi BPOM RI terhadap obat sirup yang mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG) yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut misterius.
“Dengan ditetapkan jadi KLB maka penanganan gagal ginjal akut misterius menjadi kewenangan pusat saat ini Kepri belum memiliki RSUD rujukan ginjal, sehingga semuanya dirujuk ke RSCM,” katanya, Sabtu (29/10/2022).
Selain itu, status KLB juga membuka peluang keluarga anak korban gagal ginjal akut misterius mendapat santunan dari pemerintah.
“Pemerintah perlu menetapkan KLB sebelum menyantuni keluarga korban,” ujarnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPRD Kepulauan Riau, Sirajudin Nur meminta pemerintah menyantuni keluarga 6 anak di Kepri yang meninggal akibat gagal ginjal akut.
Menurut Sirajudin, fenomena gagal ginjal akut ini merupakan wujud kelalaian pemerintah mengawasi kandungan obat-obatan.
“Karena kelalaian pemerintah, harus disantuni para korban. Harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terkait kasus gagal ginjal terhadap anak,” katanya, Sabtu (22/10/2022).
Usulan Sirajudin ini pun mendapat sambutan positif dari Gubernur Ansar Ahmad yang menyatakan akan mempertimbangkan pemberian santunan untuk keluarga korban.
“Itu nanti akan kita lihat yah, insyallah,” ucapnya.
Bupati Bintan 2 periode juga telah meminta Dinas Kesehatan mengidentifikasi perkembangan kasus gagal ginjal akut misterius di Kepri.
Ansar turut meminta agar seluruh biaya pengobatan korban gagal ginjal akut misterius ditanggung pemerintah melalui program Jamkesda.
“Tadi saya baru bahas bersama Dinkes, saya minta identifikasi segera, paling tidak kita bantu dengan Jamkesda untuk biaya yang dikeluarkan,” tambahnya.
Penulis: Nuel