Wahyu Wahyudin, Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau.

BATAM,SIJORITODAY.com – Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin mengapresiasi Gubernur Ansar Ahmad yang berhasil menarik investasi pengelolaan air bersih di Pulau Bintan.

Menurutnya, ini merupakan langkah maju, apalagi air bersih yang diolah adalah air laut atau Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).

SWRO menjadi jawaban atas minimnya ketersediaan air tawar di Pulau Bintan.

“Saya setuju dan memberikan apresiasi ke pak Gubernur yang gerak cepat, selama ini warga Pulau Bintan kerap mengeluhkan air yang macet,” katanya, Jum’at (20/1/2023) sore.

Politisi PKS itu berpesan agar penerapan SWRO tidak mengerek tarif air bersih terlalu tinggi. Biasanya kata Wahyu, air bersih SWRO lebih mahal 5 kali lipat dari biasanya.

“SWRO itu membutuhkan daya listrik yang tinggi, jangan pula karena biaya produksinya tinggi, semuanya dibebankan ke pelanggan,” ujarnya.

Wahyu pun mencontohkan SWRO di Belakang Padang, Kota Batam yang mahal dan tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Tidak jalan karena pemakaian listrik yang tinggi yang akhirnya costnya melejit dan beban tarif ke masyarakat menjadi tinggi untuk menutupi cost tersebut, kemudian gagal,” jelasnya.

Wahyu pun optimis, kejadian serupa tidak terjadi dengan SWRO di Pulau Bintan yang bernilai investasi Rp3,2 triliun.

Ia berharap, SWRO di Pulau Bintan nantinya menjadi role model pengolahan air laut menjadi air tawar/bersih di Indonesia.

“Tapi semoga PDAM Tirta Kepri boleh menjadi pioner role model untuk sistem SWRO di Indonesia,” harapnya.

Penulis: Helen
Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here