TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Anggota Komisi III DPRD Kepulauan Riau, Yusuf berang mendengar adanya Lansia di Tanjunguncang yang meninggal dunia saat menampung air bersih.
Yusuf mengaku miris, Batam yang pembangunan infrastrukturnya meningkat drastis, namun berbanding terbalik dengan warganya yang masih kesulitan mengakses air bersih.
Ia pun meminta agar Pemko dan BP Batam serius menangani distribusi air bersih, jika perlu menghentikan pembangunan jalan dan fokus memperbaiki pengelolaan air bersih.
“Saya selaku Anggota Komisi III DPRD Kepri meminta Pemko Batam dan BP Batam benar-benar serius dan memprioritaskan pengelolaan air bersih,” katanya, Kamis (15/6/2023).
“Kalau perlu pembangunan jalan di tunda dulu lah, selesaikan dulu masalah air bersih. Air ini menyangkut hidup manusia,” sambungnya.
Ketua DPD PKS Batam itu menegaskan, air bersih sudah menjadi kebutuhan warga yang harus di pastikan ketersediaannya.
Sulitnya akses air bersih akan menimbulkan konflik sosial, bahkan tidak sedikit pula yang sakit-sakitan hingga meninggal dunia seperti kasus di Tanjunguncang.
“Orang kalau nggak ada air terancam nyawanya apalagi harus begadang tiap malam bisa membuat orang darah tinggi, demam, meriang, dan asam lambung. Bahkan bisa menimbulkan konflik antar warga,” tegasnya.
Sebelumnya pada Rabu (14/6/2023) pagi, warga Perumahan Sumberindo, Kelurahan Tanjungungang, Ja’far meninggal dunia saat begadang menampung air bersih.
Istri Ja’far, Aryati mengatakan bahwa suaminya yang berusia 71 tahun mendadak jatuh saat duduk menampung air yang mengalirnya sangat kecil.
Korban terjatuh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang drop akibat keseringan tidak tidur demi menampung air bersih.
“Sudah tua, jadi drop waktu nampung air. Setiap malam tak tidur. Tadi pagi meninggal dunia dia,” kata Aryati dilansir dari Batam Pos.
Ketua RT 02 Sumberindo, Sakri Siregar membenarkan kejadian nahas yang menimpa Ja’far itu.
Menurutnya, persoalan krisis air bersih sudah merata dan tidak sedikit warga yang jatuh sakit akibat kebanyakan begadang.
“Yang di rumah sakit juga ada. Ini karena masalah air tadi. Memang parah kondisi lingkungan kami dengan pasokan air bersih ini. Suplai mobil tanki juga jauh dari maksimal. Benar-benar menderita kami,” ujar Sakri.
Dengan adanya kejadian ini, Sakri dan masyarakat berharap Pemko Batam dan BP Batam ataupun pengelola segera memperbaiki distribusi air bersih.
“Sudah cukup menderita kami di buat dengan masalah air ini. Kami tak bisa pindah ke tempat lain karena ini satu-satunya rumah kami di Batam ini,” tambah Desi, warga lainnya.
Penulis: Nuel