Ketua TP-PKK Kepri, Dewi Kumalasari dan Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin dalam pencatatan sajian sambal bilis terbanyak gunakan cabai kering di Batam Tourism Polytechnic, Sabtu (22/7/2023). F:Sijoritoday.com/Diskominfo Kepri

BATAM,SIJORITODAY.com – Sajian sambal bilis terbanyak gunakan cabai kering berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sajian berhasil dibuat 1.409 cup sambal bilis menggunakan cabai kering.

Ini merupakan hasil kerja sama antara TP-PKK Kepulauan Riau dan Batam Tourism Polytechnic serta Bank Indonesia.

Ketua TP-PKK Kepri, Dewi Kumalasari mengatakan, sajian ini dalam mendukung implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Dewi mengatakan, GNPIP harus digalakkan untuk mensejahterakan kelompok petani di Kepri.

Ia menerangkan, Tim PKK beserta jajarannya hingga tingkat dasawisma mendapatkan bantuan bibit cabe yang kemudian ditanamkan dan disebarluaskan kepada para petani.

Dengan dedikasi dan perawatan yang baik, petani berhasil menghasilkan cabai yang subur, menyebabkan penurunan drastis pada harga cabai di pasaran dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Cabai merupakan salah satu komoditas yang berdampak besar pada inflasi, terutama ketika pasokan terbatas. Namun, dengan adanya cabai kering sebagai alternatif konsumsi masyarakat, pasokan dan harga cenderung stabil,” katanya, Sabtu (22/7/2023).

Menurut Dewi, masyarakat masih perlu lebih mengenal dan memahami penggunaan cabai kering dalam masakan sehari-hari.

Pemilihan bilis sebagai bahan baku utama sambal juga dianggap tepat, karena bilis merupakan hasil perikanan laut khas Kepri.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin mendorong agar kegiatan pencatatan rekor MURI terus dilakukan secara berkelanjutan.

Menurutnya, pencatatan rekor MURI bisa dilaksanakan secara serentak dengan festival-festival.

Ini akan menjadi magnet baru menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke Kepri.

Selain itu, pagelaran festival dan pencatatan rekor MURI akan menghidupkan perekonomian masyarakat khususnya pelaku UMKM.

“Ayo kita catat rekor lain, bisa melalui festival layang-layang, jong, gasing, dan tari-tarian. Hidupkan pariwisata dan UMKM lokal,” tambahnya.

Penulis: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here