BINTAN,SIJORITODAY.com – – Kasus sembako Baznas Bintan yang terselit kartu nama milik caleg Partai Golkar, Elyza Riani kini bergulir bak bola salju.
Meski kasus tersebut sudah ditelusuri dan ditetapkan menjadi temuan dugaan pelanggaran pemilu oleh Bawaslu Bintan, nampaknya pihak Elyza melakukan manuver.
Bersama pengacaranya, Salman Nusantara dan Arif Rahmat dari Kantor Hukum Generation Pillar Law Firm and Partners, Jakarta Pusat, Elyza membuat laporan resmi ke Polres Bintan, Senin (18/12) kemarin.
Upaya ini dilakukan karena diduga kasus yang sedang dikerjakan Bawaslu Bintan itu sarat dengan black campaign dari oknum tidak bertanggungjawab dengan tujuan menurunkan elektablitas Elyza Riani dalam kontestasi pemilu 2024 mendatang.
Laporan pihak Elyza ke Polres Bintan berkenaan dengan penyebaran berita hoax melalui media elektronik perihal foto-foto sembako Baznas Bintan yang memuat kartu nama Elyza.
Kuasa hukum, Salman Nusantara mengatakan, kejadian yang menimpa kliennya itu diduga kuat sengaja dibuat untuk menurunkan elektablitas kliennya dalam pemilihan legislatif 2024 mendatang.
Ia berujar, langkah pelaporan ini dilakukan untuk mengusut aktor-aktor yang ingin menyerang kliennya pada tahapan kampanye pemilu 2024.
“Dengan tegas kami meminta kepada pihak kepolisian untuk segera memanggil pihak-pihak terkait agar hukum bisa ditegakkan tanpa tebang pilih,” ungkapnya.
Kini kasus tersebut kata dia, diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Ia berharap, kasus tersebut ditangani secara profesional untuk mengusut tuntas oknum-oknum yang diduga menjadi pelaku.
“Laporan kita sudah diterima dnegan nomor LP/B/XII/2023/SPKT/Polres Bintan,” sebutnya.
Sementara itu, Elyza Riani sendiri menyanyangkan kejadian yang menimpa dirinya. Ia menegaskan, pada saat kejadian dirinya tidak berada dilokasi.
“Tidak pernah mengarahkan tim maupun orang lain untuk menyelipkan kartu nama milik saya ke dalam bingkisan paket sembako yang disalurkan oleh Baznas Bintan,” tegasnya. (oxy)
