NATUNA,SIJORITODAY.com – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin menyebut Gubernur Ansar Ahmad berhasil mengendalikan laju inflasi di daerah.
“Alhamdulillah, Kepri hanya mengalami inflasi 2,64 persen secara YoY pada Agustus 2024. Artinya inflasi di Kepri saat ini sangat terkendali,” katanya, Kamis (12/9/2024) siang.
Wahyu menuturkan, pengendalian inflasi ini tak terlepas dari berbagai program yang diinisiasi oleh Ansar seperti operasi pasar hingga penyaluran bantuan ke masyarakat.
“Operasi pasar dan bantuan yang belakangan ini masif dilaksanakan juga menekan laju inflasi,” tuturnya.
Politisi PKS itu pun meminta agar Pemprov Kepri melanjutkan program operasi pasar dan bantuan kepada masyarakat untuk menjaga stabilitas inflasi.
Menurutnya, Pemprov Kepri dan kabupaten/kota perlu menjaga stabilitas inflasi menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
“Kalau inflasi terkendali, artiannya harga kebutuhan juga terkendali. Inflasi terkendali, pesta demokrasi pasti berjalan lancar,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Darwis Sitorus
BPS Kepri merilis, pada Agustus 2024, Provinsi Kepri mengalami inflasi years on years (y-on-y) sebesar 2,64 persen.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus menyampaikan bahwa Kepri mengalami deflasi 0,04 persen secara m-to-m pada Agustus 2024.
Deflasi itu terjadi karena penurunan IHK dari 106,21 pada Juli 2024 menjadi 106,17 pada Agustus 2024.
“Sedangkan untuk tingkat inflasi year to date (y-to-d) di Kepri tercatat sebesar 0,97 persen,” ucapnya.
Sementara itu secara YoY, Kepri mengalami inflasi 2,6 persen. Dari tiga kabupaten/kota di Kepri, Kota Batam menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 2,79 persen.
Kemudian disusul Kabupaten Karimun dengan inflasi y-on-y sebesar 2,37 persen, dan Kota Tanjungpinang dengan inflasi sebesar 1,93 persen.
“Sedangkan untuk IHK pada Agustus 2024, Kota Batam IHK-nya tercatat sebesar 106,47 dan Karimun 105,48. Tanjungpinang jadi yang terendah dengan IHK sebesar 104,79,” ujarnya.
Darwin melanjutkan, inflasi yang terjadi pada Agustus 2024 itu, disebabkan karena naiknya 5 komoditas utama. Yakni, emas perhiasan, beras, tarif listrik, tarif parkir, dan angkutan udara.
“Dari 5 komoditas itu, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar yakni sebesar 0,40 persen. Selanjutnya, disusul beras 0,35 persen, tarif listrik dengan andil 0,26 persen, tarif parkir 0,18 persen, dan angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,12 persen,” imbuhnya.
Penulis: Evan
Editor: Nuel