Wahyu Wahyudin, Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau. F: Sijoritoday.com/Humas DPRD Kepri

BATAM,SIJORITODAY.com – Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin mendesak pemerintah pusat dan daerah bersiap menghadapi dampak negatif pembentukan zona ekonomi khusus Johor-Singapura (JS-SEZ).

Wahyu mengatakan, pembentukan zona khusus JS-SEZ akan membuat persaingan perekonomian Indonesia, khususnya Kota Batam semakin ketat.

“Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura berpotensi mengancam perekonomian Kepri. Industri di Batam umumnya terkait dengan kantor-kantor perusahaan Eropa atau Asia yang berbasis di Singapura. Ini bisa berdampak pada ekonomi Indonesia,” katanya, Sabtu (11/1/2025) siang.

Untuk meminimalisir dampak, Anggota DPRD Kepri dua periode itu pun mengusulkan adanya kebijakan untuk memperkuat industri manufaktur dan pariwisata.

“Untuk bersaing, pemerintah Indonesia, khususnya Batam dan Kepri, harus berbenah, terutama di sektor industri manufaktur dan pariwisata,” ujarnya.

Selain perbaikan infrastruktur dan sektor industri, Wahyu juga mendorong formulasi kebijakan untuk menggaet investor.

Kebijakan yang ia maksud bisa berupa insentif dan relaksasi bagi investor.

Menurutnya, ini semua demi mempertahankan daya tarik Batam sebagai tujuan investasi utama di Indonesia.

“Insentif dan relaksasi bagi investor harus digencarkan,” ujarnya.

Wahyu berharap investasi yang masuk tidak hanya berdampak pada penerimaan pajak, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Ia menekankan prioritas penyerapan tenaga kerja lokal dalam kebijakan insentif.

“Dengan insentif bagi investasi asing, kita berharap lebih banyak tenaga kerja terserap, khususnya di Batam dan Kepri,” tutupnya.

Diketahui, JS-SEZ disepakati dalam pertemuan puncak pemimpin kedua negara, Leaders’ Retreat ke-11, di Putrajaya, Malaysia, pada Selasa (7/1/2025) lalu.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, hadir dalam penandatanganan perjanjian.

Wong menyatakan JS-SEZ bertujuan menciptakan lapangan kerja dan memperluas peluang ekonomi bagi kedua negara.

“Selama negosiasi, kami melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk memastikan JS-SEZ memiliki fondasi yang kuat bagi pertumbuhan bisnis jangka panjang,” katanya.

Ia optimistis proyek ini akan membawa manfaat signifikan bagi kedua negara.

Wong menekankan JS-SEZ akan memanfaatkan kekuatan komplementer kedua negara untuk menarik investasi global.

Singapura telah berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan yang berminat memperluas operasi ke Johor.

Namun, Wong menegaskan JS-SEZ bukan sekadar relokasi bisnis Singapura ke Johor, melainkan kolaborasi untuk menarik investasi global baru.

Wong menyebut JS-SEZ sebagai proyek penting untuk meningkatkan daya saing dan menarik investor ke kawasan.

“Dengan mempromosikan zona ini sebagai destinasi investasi bersama, kami berharap dapat menarik lebih banyak modal dari seluruh dunia,” tuturnya.

Anwar Ibrahim menyoroti keunikan inisiatif ini. “Sangat jarang dua negara bekerja sama erat seperti ini,” katanya.

Stabilitas politik dan kebijakan ekonomi yang jelas di kedua negara, menurut Anwar, menjadi daya tarik bagi investor.

JS-SEZ, yang pertama kali diumumkan pada Oktober 2023, dirancang untuk mempermudah pergerakan barang dan orang antara Johor dan Singapura.

Pertemuan tahunan ini menjadi ajang penting bagi para pemimpin mempererat kerja sama bilateral.

Wong menyinggung pertemuannya dengan Anwar Ibrahim sejak kunjungan perdananya ke Malaysia pada Juni 2024.

“Kami telah membangun hubungan yang solid berdasarkan kepercayaan, yang menjadi landasan kerja sama bilateral kita,” imbuhnya. (***)

Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here