Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin dan Kepala DKUKM Kepri, Riki Rionaldi memberikan bantuan kepada pelaku UMKM di Harmoni One Hotel, Kota Batam, Senin (29/7/2024) kemarin pagi. F: Sijoritoday.com/Sunar

KARIMUN,SIJORITODAY.com – Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin mengapresiasi Dinas KUKM Kepri yang menargetkan 3.000-3.500 pelaku UMKM masuk dalam rantai pasok industri di tahun 2025.

Menurutnya, ini merupakan bukti nyata kepedulian pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan dan memberdayakan UMKM.

“Alhamdulillah, pemerintah mulai peduli UMKM. Selama ini mereka jadi anak tiri, padahal mereka penopang perekonomian Indonesia,” katanya, Jum’at (17/1/2025).

Kendati demikian, Anggota DPRD Kepri dua periode itu menekankan agar pembinaan dan pemberdayaan UMKM disertai dengan bantuan modal dan akses pasar.

Menurutnya, banyak UMKM yang tertatih-tatih untuk naik kelas akibat kekurangan modal usaha.

Selain itu, pelaku UMKM juga mengalami kesulitan menjangkau pasar domestik dan luar negeri.

“Saya sering bertemu dengan pelaku UMKM, mereka ingin adanya pembinaan. Mereka juga berharap adanya bantuan modal dan koneksi pasar dari pemerintah,” ujarnya.

Wahyu optimis, pemberdayaan yang disertai dengan bantuan modal dan akses pasar akan memperkuat keberadaan UMKM.

Ia berkeyakinan bahwa pelaku UMKM dapat membantu pemerintah dalam mengurai kemiskinan dengan membuka lapangan kerja baru.

“Kalau akses pasar terbuka, otomatis pesanan akan meningkat dan membutuhkan tenaga kerja baru. UMKM ini harus menjadi pionir dalam mengurai pengangguran dan mengentaskan kemiskinan di Kepri,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas KUKM Kepri, Riki Rionaldi menyampaikan bahwa pihaknya bersama Dinas Kebudayaan Kepri dan Dewan Kesenian Kepri berkolaborasi mengembangkan UMKM yang bergerak di bidang kesenian.

Kolaborasi kali ini menyasar 30 UMKM seni yang ada di Kota Tanjungpinang.

“Kolaborasi ini untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM yang bergerak kesenian,” katanya, Rabu (15/1/2025).

Riki menjelaskan, puluhan UMKM sasaran ini akan menggunakan data yang disampaikan oleh Dinas Kebudayaan Kepri melalui Dewan Kesenian Kepri.

“Database kan kita lanjuti melalui seminar, FGD, pelatihan hingga berkesinambungan dengan rantai pasok industri,” jelasnya.

Riki menuturkan, kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Kepri dan Dewan Kesenian Kepri ini hanya sebagian dari seluruh rangkaian program rantai pasok industri.

Ia terangkan, melalui program rantai pasok industri, Dinas KUKM menargetkan 3.000 hingga 3.500 pelaku UMKM berbagai bidang bisa masuk dalam rantai pasok industri.

Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan pengusaha UMKM Kepri.

“Projek awal tahun kita mulai dari Kota Tanjungpinang hingga Kabupaten Bintan. UMKM di bidang kesenian ini bisa ditingkatkan kesejahteraannya, volume usahanya dengan keberadaan kawasan industri seperti di Bintan, Batam, dan Karimun,” tambahnya.

Ketua Dewan Kesenian Kepri, Raja Ahmad Helmi mengapresiasi Dinas KUKM yang menargetkan pelaku UMKM bidang seni sebagai salah satu sasaran dalam program ini.

Ia pun menyampaikan bahwa pihaknya masih melangsungkan proses pendataan pelaku UMKM bidang seni.

“UMKM ini yang bergerak di bidang kesenian seperti fotografi, videografi, seni pertunjukan, seni tari, musik, dan lainnya,” pungkasnya.

Penulis: Sunar
Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here