ANAMBAS,SIJORITODAY.com – Sekretaris Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin meminta Pemprov Kepri untuk berkreasi menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah atau PAD.
Wahyu mengatakan, ke depannya, beban anggaran akan bertambah seiring dengan perekrutan PPPK, pembangunan infrastruktur, dan kebutuhan lainnya.
Salah satu peluang besar yang disoroti adalah Dana Participating Interest (PI) 10 persen dari sektor migas yang telah diberikan pemerintah pusat kepada Kepri dan akan dikelola melalui BUMD PT Energi Kepri.
“Kami menyambut baik langkah ini dan mengapresiasi pemerintah pusat. Tapi kami juga menekankan bahwa BUMD harus benar-benar siap, profesional, dan berkoordinasi dengan sektor terkait,” kata Wahyu, Kamis (12/6/2025).
“Jangan seperti beberapa BUMD lainnya yang sampai sekarang belum menghasilkan deviden,” sambungnya.
Ia mencontohkan keberhasilan Provinsi Riau yang mampu menghasilkan deviden lebih dari Rp3 triliun per tahun dari pengelolaan PI 10 persen.
Anggota DPRD Kepri dua periode itu optimis, jika dikelola dengan baik, Kepri juga bisa mencapai angka serupa dalam 2 hingga 3 tahun ke depan.
“Bahkan lebih cepat jika sektor pendukung seperti sub-kontraktor di pertambangan juga dioptimalkan,” ujarnya.
Selain mengandalkan potensi PI, DPRD juga mendorong pengembangan sektor-sektor unggulan seperti industri perikanan dan rumput laut.
“Kami melihat potensi besar di budidaya perikanan. Dengan 1.000 hektare lahan yang tersedia, kita masih kalah jauh dibandingkan luar negeri. Begitu pula dengan rumput laut, di mana pasar seperti Korea dan Jepang sangat menunggu produk dari Kepri,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran BUMD dalam mengembangkan bisnis baru, termasuk sektor transportasi laut.
“Kepri punya peluang besar di sektor pariwisata. Kapal-kapal internasional yang menghubungkan Batam-Singapura atau Batam-Malaysia masih dikuasai oleh pihak asing,” tuturnya.
“Kenapa BUMD tidak hadir di situ? Padahal, PT Pelabuhan Kepri punya modal awal sebesar Rp13 miliar,” tambahnya.
Wahyu mengusulkan agar BUMD segera menginisiasi rute kapal langsung seperti Tanjungpinang-Singapura.
“Ini peluang bisnis yang menjanjikan. Selain mendukung pariwisata, ini juga bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi Kepri,” bebernya.
Melihat tantangan besar yang dihadapi Kepri, Wahyu menekankan pentingnya RPJMD 2025-2030 untuk lebih progresif dan visioner.
Selain memperkuat strategi peningkatan PAD, RPJMD juga harus memberikan perhatian pada profesionalisme BUMD serta pengembangan sektor-sektor potensial.
“Jika semua ini berjalan baik dari PI, industri perikanan, hingga transportasi laut, maka APBD Kepri akan jauh lebih kuat, memungkinkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara signifikan,” pungkasnya.
Penulis: Ishak