“Berdasarkan data BPS dari 2017-2018 lalu, ada sekitar 18 ribu ekor sapi. Kini sudah mencapai 25 ribu ekor sapi yang memang lahir di Kepri,” ujar Honismandri, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri, Jumat (5/7).
Menurut Honis, untuk memenuhi kebutuhan swasembada, Kepri setidaknya perlu sekitar 250 ribu ekor sapi. Saat ini terus dilakukan pengembangan populasi sapi.
Sebagian besar sapi di Kepri diternak di pulau-pulau. Terbanyak berada di Kabupaten Lingga, Natuna dan Anambas.
“Saya yakin apabila populasi sapi terjaga dengan baik, Kepri akan mampu swasembada sapi,” ungkapnya.
Terlebih saat ini, kata dia, tidak perlu sapi jantan untuk melakukan perkawinan. Sapi betina yang sudah cukup umur dan tidak sedang hamil, cukup diberikan hormon.
“Diberikan hormon, jadi masa birahi dan masa kawin bisa serentak,” jelasnya.
Selain itu, kini juga dapat dilakukan kawin silang. Saat ini 90 persen populasi sapi di Kepri adalah jenis sapi Bali.
Sapi jenis ini diyakini memiliki daya tahan yang lebih, dengan berat rata-rata sapi Bali antara 300-400 kilogram.
“Dengan demikian, saat ini Kepri dapat melakukan proses kawin silang,” imbuhnya.
Jika swasembada sapi ini berhasil dicapai, ia meyakini dapat menekan harga sapi terutama ketika menuambut lebaran Idul Fitri atau hari besar keagamaan lainnya.