
BINTAN,SIJORITODAY.com – – Mungkin masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan sorghum, tanaman pangan yang satu ini memang ternyata memiliki manfaat dan kandungan gizi yang tidak kalah dari bahan pangan lainnya.
Sorghum sendiri dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku produksi. Menyadur dari berbagai sumber,
Kandungan utama sorgum terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mikonutrien.
Komponen mikronutrien penyusunnya seperti vitamin, mineral dan antioksidan yang membuat sorghum kaya nutrisi.
Berdasarkan fakta gizi yang terdapat dalam laman data komposisi pangan Indonesia, sorghum dengan berat 100 gram (g) memiliki komposisi energi 366 kal, protein 11 g, karbohidrat 73 g, lemak 3,3 g, serat 1,2 g, vitamin B1 0,09 mg, vitamin B2 0,14 mg, niasin 4,4 mg, fosfor 287 mg, dan kalium 249 mg.
Kandungan protein yang tinggi diyakini pula bisa memenuhi kebutuhan protein sehari. Setiap makanan yang mengandung karbohidrat dapat mempengaruhi kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh.
Sorghum adalah biji-bijian utuh yang tersusun dari zat-zat dengan struktur kompleks seperti pati, serat, asam fenolat, dan antioksidan. Hal ini membuat sorghum sulit terurai saat dicerna sehingga tidak cepat dilepas menjadi glukosa.
Dengan begitu, sorghum aman dikonsumsi penderita gula darah dan dapat menjaga kadar gula darah agar tetap normal. Selain itu, masih banyak lagi manfaat dari sorghum yang baik untuk kesehatan.
Melihat manfaat dan kandungan nutrisi yang baik dari di dalam sorghum, Pemerintah Desa Toapaya Selatan (Topsel) mulai menjajaki tanaman dengan nama cantel/gandrung tersebut. Sudah setahun, tanaman sorghum dibudidayakan di Desa Topsel.
Kini pihak desa mulai membangun kemitraan dengan petani lokal untuk membudidayakan sorghum di Desa Topsel. Selain itu, pihak desa juga bermitra dengan CV Topsela Jaya Mandiri dalam mengembangkan pertanian sorghum.
Bahkan, pertanian sorghum di desa yang berbatasan langsung dengan Kota Tanjungpinang itu sedang disiapkan sebagai daerah sentral pengolahan sorghum. Pertama di Provinsi Kepri.
Kepala Desa Topsel Suhenda menjelaskan, selain membudidayakan tanaman sorghum kepada para petani di desanya, pihak desa sudah merambah bisnis pengolahan sorghum. Hasil panen para petani dibeli pihak desa dan diolah menjadi bahan baku makanan seperti tepung sorghum.
“Hasil olahan dari sorghum juga sudah diolah menjadi makanan siap saji yang bekerjasama dengan PKK Desa Topsel, ada beragam makanan ringan yang dipajang di galery kami,” ungkap Suhenda, Jum’at (31/12).
Dari pengalaman setahun membudidayakan sorghum, Suhenda menjelaskan jika dalam setahun tanaman sorghum bisa dipanen sebanyak 3 kali dengan sekali tanam. Karena tanaman sorghum tidak seperti tanaman jagung sekali tanam sekali panen.
“Panen pertama biasanya hasilnya belum maksimal, tetapi panen ketiga baru maksimal. Karena sorghum ini dipanen akan tumbuh lagi tanpa harus menanam dari bibit,” terangnya.
Selain itu, dalam 1 Ha dapat menghasilkan 5 s.d 7 ton bulir sorghum. Tanaman sorghum juga tidak terlalu terpengaruh dengan faktor cuaca, sehingga meski musim kemarau sorghum tetap bisa tumbuh.
“Kalau dirawat dengan baik, dalam 1 Ha itu bisa 7 ton panennya,” sebut Suhenda.
Suhenda optimis tanaman sorghum yang dikembangkan di Desa Toapaya Selatan akan terus berkembang seiring waktu. Apalagi saat ini, pihak desa sedang mengurus sejumlah dokumen seperti izin edar dari BPOM, label halal dan izin lainnya untuk memasarkan produk sorghum kepada masyarakat luas.
“Saat ini, kita sedang melakukan budidaya pembibitan kelas unggul bantuan dari Kementrian Pertanian untuk dipatenkan. Jadi di desa kami ada pembibitan, penanaman yang dilakukan petani, pengolahan hasil panen dan pasca panen serta produksi makanan siap saji dari sorghum itu sendiri,” terangnya.
Selain itu pula, Suhenda menyampaikan sudah banyak masyarakat yang membeli bulir sorghum untuk dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Hal ini kata dia, karena sorghum baik dan aman dikonsumsi bagi para penderita diabetes. (Btn)
Editor : Redaksi