
BINTAN,SIJORITODAY.com – – PT Bintan Inti Sukses (BIS) yang merupakan perusahaan BUMD Bintan melakukan inventarisir asetnya yang berada di Kota Tanjungpinang termasuk aset berupa lahan seluas 1,5 Ha didaerah Sei Jang Kota Tanjungpinang.
Komisaris PT BIS Hafizar didampingi Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bintan I Wayan Riana bersama seluruh jajarannya meninjau langsung lahan yang merupakan aset PT BIS di Sei Jang, Selasa (4/1) siang.
Ternyata, lahan yang berbatasan langsung dengan aliran sungai itu sudah ditempati beberapa warga. Bahkan, rumah semi permanen sudah banyak berdiri.
Komisaris PT BIS Hafizar mengatakan, pihaknya sedang menginvetarisir seluruh asetnya agar bisa dioptimalkan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) Bintan. Rencananya, lahan yang sudah ditempati sebagian warga sebagai tempat tinggal itu akan dikelola.
“Bisa saja nanti ada tarif sewa, tapi mau dilakukan kajian dulu,” katanya.
Sebagai perusahaan daerah, tentunya aset yang dimiliki harus bisa dioptimalkan sebagai sumber pendapatan daerah. Namun, karena lahan tersebut sudah ditempati warga sejak lama. Maka kebijakan yang akan diambil nanti, tetap mempertimbangkan berbagai aspek.
“Karena kalau dibangun perumahan seperti didaerah Pengudang, lahan disini kalau air pasang banjir. Kalau mau ditimbun tentunya kami melihat dampak ke lingkungan sekitar nanti seperti apa. Makanya nanti akan dilakukan kajian terlebih dahulu sebelum diputuskan,” terangnya.
Sementara itu, Rahmad (80) salah seorang warga yang tinggal didaerah itu mengakui jika lahan tersebut memang milik pemerintah. Ia mengaku jika dirinya hanya menjaga lahan tersebut sejak tahun 1995.
“Waktu itu Pak Ansar (Gubernur Kepri) masih Kabag Ekonomi, saya diberikan amanah untuk menjaga lahan ini tanpa gaji sepeser pun. Saya hanya menjaga dan yang tinggal disini semua keluarga saya,” akunya.
Ada 11 KK yang mendiami lahan tersebut. Rumah yang dibangun pun semi permanen. Ia memastikan seluruh patok lahan pemerintah itu tidak bergeser dan masih utuh. Namun, dirinya keberatan jika harus dikenakan tarif sewa.
“Keluarga kami disini hanya nelayan, berat lah nak bayar sewa,” ungkapnya.
Ia berharap ada kebijakan dari pejabat terkait dalam menyikapi persoalan ini. Secara pribadi dirinya meminta sebidang tanah bilamana harus digusur. “Bagilah kami sekeping (Sebidang) tanah buat bangun rumah kalau harus digusur,” pintanya. (Btn)
Editor : Redaksi