TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar mengungkapkan, pelaksanaan travel bubble terhambat akibat persyaratan visa bagi wisawatan.
Kendati demikian, Buralimar menyebut, Kemenkumham sudah menyepakati penghapusan kewajiban bisa bagi wisawatan Singapura.
“Sudah di sepakati Kemenkumham untuk menghapus syarat bagi warga Singapura yang berkunjung ke Batam dan Bintan,” katanya, Senin (24/1/2022).
Selain visa, travel bubble juga terhambat penerapan tes swab PCR yang akan dilaksanakan saat wisawatan tiba di pelabuhan.
Apalagi, hasil tes PCR ini hanya berlaku dalam waktu tiga hari. Jika wisawatan berlibur lebih dari tiga hari, maka wajib tes PCR kembali.
Menurut Buralimar, mungkin syarat itu yang menjadi pertimbangan wisatawan Singapura yang agak memberatkan untuk berlibur ke Bintan dan Batam.
Buralimar menerangkan, selama di kawasan wisata Nongsa dan Lagoi, wisawatan tidak akan merasakan sedang di karantina karena berada di ruang terbuka sambil menikmati keindahan pantai dan suasana yang nyaman.
“Nanti akan di evaluasi pelaksanaan travel bubble. Jika berhasil, potensial akses warga Singapura ke Karimun dan Tanjungpinang juga di buka dengan kebijakan khusus, seperti jalur khusus bagi wisatawan yang sudah di vaksin sehingga tidak perlu lagi di tes PCR,” ujarnya.
Buralimar pun mengajak seluruh asosiasi pariwisata mendukung pelaksanaan travel bubble.
Kebijakan nasional yang berlaku di Batam dan Bintan itu merupakan implementasi dari aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan sektor pariwisata.
“Kita jalani dulu kebijakan ini, kemudian kita evaluasi. Mudah-mudahan berhasil,” harapnya.
Group General Manager Bintan Resort Cakrawala (BRC), Abdul Wahab mengapresiasi pemerintah pusat yang merealisasikan travel bubble di Lagoi.
Ia menyebut travel bubble merupakan jalan keluar untuk membangkitkan kembali pariwisata Lagoi yang terpuruk selama pandemi Covid-19.
Apalagi, selama pandemi, wisatawan domestik yang berkunjung ke Lagoi tidak banyak.
Sebelum pandemi Covid-19, 90 persen wisatawan yang berkunjung ke Lagoi merupakan warga asing, yang sebagian besar berasal dari Singapura.
“Pariwisata bangkit di Lagoi akan menyerap lima ribu tenaga kerja,” tambahnya. (*)