Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menerima para peserta Konfernas FKUB ke-VII di aula Wan Seri Beni, Rabu (5/10/2022). Foto:sijoritoday.com/istimewa

TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad menerima para peserta Konfernas FKUB ke-VII dengan jamuan makan malam di aula Wan Seri Beni, Rabu (5/10/2022).

Ansar mengatakan, sebagai tuan rumah Konfernas FKUB ke-VII, Kepri telah menjadi pintu gerbang Indonesia terutama bagi negara-negara ASEAN dan menjadi salah satu benchmark.

Menurutnya, secara geografis Kepri ibarat miniaturnya Indonesia, dengan lautan seluas 96 persen dan hanya 4 persen luas daratan, serta mempunyai 2.408 pulau, yang tersebar dari Selat Malaka, Selat Karimata hingga Laut Natuna yang berbatasan langsung dengan hampir semua negara ASEAN.

“Pertumbuhan ekonomi Kepri saat ini  secara agregat juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional dalam berbagai sektor,” katanya.

“Kepri terus berbenah untuk menumbuhkembangkan sektor unggulan, dengan dual track strategy, yaitu strategi pembangunan yang tidak semata berbasis keunggulan dan berorientasi sektor, tetapi mengkombinasikannya dengan pembangunan berbasis keunggulan dan berorientasi regional,” lanjutnya.

Ditambahkan, Kepri dengan 7 Kabupaten/Kota yang masing-masingnya memiliki karakteristik, potensi, peluang dan tantangan yang berbeda-beda.

Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat juga melaksanakan urusan pemerintahan umum, yang mempunyai tugas yaitu pembinaan wawasan kebangsaan, ketahanan nasional, pengamalan Pancasila, pelaksanaan UUD 1945 pelestarian bhineka tunggal ika dan keutuhan NKRI.

Kemudian Gubernur juga melakukan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, pembinaan antar suku, intrasuku, agama, ras dan golongan dalam mewujudkan kerukunan dan  stabilitas nasional.

“Dengan tugas penanganan konflik sosial, koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di daerah, pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila,” ujarnya.

Ansar menambahkan, Kepri merupakan wilayah yang pada awalnya didiami oleh orang Melayu, tetapi wilayah dan masyarakat Kepri sangat terbuka, karena merupakan wilayah perdagangan sejak zaman Kerajaan Riau-Lingga, sehingga masyarakat Kepri sangat heterogen, dengan berbagai agama, etnis, status sosial dan ekonomi, tetapi tetap dapat hidup rukun dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Oleh sebab itu, kami mengajak kepada semua pihak untu nerawat kerukunan dimanapun  berada. Tentu diperlukan upaya menjaga toleransi, kerukunan,  harmonisasi, kedamaian, dan keadilan dalam kehidupan sosial masyarakat melalui langkah-langkah terpadu dan sinergis antar pemerintah daerah, instansi vertikal, tokoh dan organisasi masyarakat, dan lain-lain elemen stakeholder,” tuturnya.

Kerukunan umat beragama menurut Ansar  merupakan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

“Pembinaan kehidupan kerukunan beragama Provinsi Kepri di kategorikan “baik”, dimana indeks kerukunan umat beragama Provinsi Kepri tahun 2021  telah masuk 10 besar nasional dengan skor 75,5 dan diatas skor nasional” katanya.

Pencapaian prestasi tersebut menurut Ansar tidak terlepas dari peran Kabupaten/Kota, Forkopimda dan elemen masyarakat yang dibentuk dalam forum yang menjadi mitra Pemerintah dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama yakni dengan peran-peran FKUB yang selama ini telah menunjukkan eksistensinya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here