BINTAN,SIJORITODAY.com – Sebanyak tiga dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait pengembangan kegiatan budidaya mangrove di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Para dosen tersebut adalah Henky Irawan selaku Ketua Tim, serta Tengku Said Razai dan Lia Nuraini sebagai anggota.
Kegiatan yang dilaksanakan mengarah ke wisata edukasi dan konservasi di masa pandemi Covid 19, pada mitra Kelompok Sadar Wisata Kelompok Mangrove Bintan Lestari (MBL) di Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan.
“Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui skema hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2022,” kata Henky Irawan.
Pengembangan yang dilakukan oleh ketiga tenaga pengajar universitas negeri di Kota Tanjungpinang itu tak lain dengan melakukan hilirisasi bibot hasil budidaya dari Kelompok Sadar Wisata Kelompok MBL Conservation, yang dikemas dalam paket wisata edukasi dan konservasi.
Sejak bulan Juni-November 2022, kegiatan tersebut telah digelar selama 8 kali.
Dua kegiatan diantaranya dilaksanakan secara online, dengan tamu siswa-siswa dari Stamford American International School.
Kemudian 6 kali kegiatan secara offline dengan tamu dari CORAL FIKP, Loola Adventure Resort, PT BRC, Yethas, UMKM Puh_Puuuh HanMade dan UMKM Maritim Inovatek.
Diikutkannya pelaku UMKM juga karena mereka memliki trend kepedulian terhadap lingkungan, salah satunya adalah dengan konservasi mangrove.
Para tamu di ajak untuk mempelajari mengenai peran dan fungsi mangrove lalu melakukan penanaman.
Dalam kegiatan para tamu yang hadir dapat langsung melakukan penanaman di lokasi yang telah ditentukan.
Sementara para tamu yang belum bisa datang ke Bintan karena pembatasan, tetap bisa berinteraksi melalui aplikasi zoom.
“Sehingga dengan model kegiatan seperti ini keberlangsungan budidaya mangrove dapat terus berjalan dan mendapatkan nilai ekonominya walaupun di masa Pandemi Covid 19,” ujar Henky Irawan.
“Kegiatan wisata secara offline atau langsung maupun online dapat membuat bibit mangrove hasil budidaya ini dibeli dan dipergunakan dalam kegiatan edukasi serta konservasi,” tambah Henky. (*)
Editor: Nuel