TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Tanjungpinang-Bintan meminta dilibatkan dalam rapat pembahasan stok hewan kurban.
Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Tanjungpinang-Bintan, Thamrin mengatakan, dengan melibatkan pedagang dan peternak, pemerintah akan mengetahui ketersediaan hewan kurban yang sebenarnya di lapangan.
“Sebaiknya pak Gubernur undang kita-kita peternak dan pedagang agar data yang beliau pegang itu tidak ngambang,” katanya, Senin (29/5/2023).
Sebelumnya, Gubernur Ansar Ahmad menyampaikan akan membahas ketersediaan hewan kurban bersama DKP2KH, Senin (29/5/2023) malam.
“Saya panggil dulu Dinas Pertanian, malam ini saya mau bahas itu,” katanya, Senin (29/5/2023).
Ansar juga menanggapi soal kenaikan harga hewan kurban. Menurutnya, itu terjadi akibat kurangnya pasokan hewan kurban.
“Kalau harga lembu naik, ini bicara hukum pasar, kalau bisa para pengusaha punya stok lembu di daerah lain bisa beli, jumlahnya banyak, mungkin harga bisa turun,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin meminta Pemprov Kepri, Pemko Tanjungpinang dan Pemkab Bintan berjibaku memenuhi kebutuhan hewan kurban di Pulau Bintan.
“Pemda harus carikan solusi, bisa mendatangkan hewan kurban dari Anambas dan Natuna. Kalau memungkinkan datangkan dari Meranti dan Jambi,” katanya, Selasa (23/5/2023).
Wahyu mengatakan, kesenjangan antara ketersediaan hewan kurban dan kebutuhan akan menyebabkan harga melonjak tinggi.
Selain merugikan konsumen, minimnya stok hewan kurban juga akan merugikan peternak dan pedagang.
Biasanya, hari raya Idul Adha menjadi momentum bagi peternak dan pedagang mendapatkan penghasilan lebih.
“Kalau pasokan kurang, tentu harga melambung tinggi. Tetap yang rugi masyarakat, pedagang juga rugi karena penjualannya sedikit, belum lagi biaya kirim dari NTT,” ujarnya.
Penulis: Nuel
