BINTAN,SIJORITODAY.com – Ahdi Muqsith yang kerap disapa dengan sebutan Osit, pemuda kelahiran Rumbai (Pekanbaru), 23 Desember 1986 itu direkomendasikan oleh Partai Demokrat disusul Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Hanura untuk menjadi pendamping Roby Kurniawan dalam menahkodai pemerintahan di Kabupaten Bintan.
Petualang dari Riau ini ternyata memiliki silsilah darah dari pejuang kemerdekaan. Sosok Kapten Mansyurdin, pahlawan kemerdekaan asal Riau merupakan kakek dari Ahdi Muqsith.
Kapten Mansyurdin ditetapkan sebagai tokoh dan pejuang daerah Provinsi Riau tahun 2019 berdasarkan SK Gubernur Riau No : Kpts.913/VIII/2019. Kapten Mansyurdin merupakan pejuang kemerdekaan yang lahir di Pariaman, 10 Januari 1923.
Komandan Polisi Tentara/PT Pertama di Riau yang sempat menjabat Wakil Ketua BKR Riau itu merupakan pejuang kemerdekaan di Riau. Mengutip dari berbagai sumber dan cerita pihak keluarga, Kapten Mansyurdin merupakan sosok penyebar kabar kemerdekaan Indonesia di Riau.
Mendiang Kapten Mansyurdin membawa pamflet teks proklamasi yang ditandatangani Soekarno-Hatta dari Bukittinggi (Dulu ibukota Sumatera Tengah) untuk disebar dan ditempel diberbagai tempat di Pekanbaru pada 30 Agustus 1945, dini hari.
Aksi Kapten Mansyurdin dan dua rekannya Nur Rauf dan Rajab itu membuat masyarakat Indonesia di Pekanbaru gempar. Perjuangan Kapten Mansyurdin menyebarkan kabar kemerdekaan di Riau terus bergelora. Ketika itu, mendiang berusaha mencari kain merah putih untuk dikibarkan di Pekanbaru, namun kain tersebut sulit didapat.
Kapten Mansyurdin bersama rekan-rekannya Bermawi, Ali Rasyid, Bang Ali, Bongsu, dan lain-lain, membentuk gerakan pemuda pada tanggal 1 September 1945 yang oleh Kapten Mansyurdin diberi nama “Serikat Hantu Kubur”. Gerakan pemuda tersebut berupaya mengimbangi tindakan-tindakan Belanda dan kaki tangannya, serta mengumpulkan persenjataan sebanyak mungkin yang kemudian senjata-senjata tersebut digudangkan di rumah S.R.S Abbas.
Pada saat itu begitu banyaknya pihak-pihak yang ingin agar Belanda, Jepang, dan bahkan Cina dapat berkuasa di Indonesia setelah Jepang Kalah Perang. Gerakan “SERIKAT HANTU KUBUR” merupakan gerakan tersembunyi para pemuda dengan maksud memberikan ancaman bagi mereka yang membantu Belanda dan bangsa lainnya yang ingin berkuasa di Indonesia.
“SERIKAT HANTU KUBUR” juga pernah menumpas suatu gerakan perampok yang menamakan dirinya “BLACK CAT” yang ternyata suatu organisasi gelap yang diorganisir Belanda.
Langkah Kapten Mansyurdin dan dua rekannya tercium oleh pihak kepolisian pimpinan Keisi Karim. Kepolisian pada saat itu menangkap dua rekan Kapten Mansyurdin untuk dikembalikan ke Bukittinggi.
Kapten Mansyurdin tidak putus asa, sang saka merah putih dikibarkan di Kantor Syu Tjo Kan pendudukan Jepang setelah diturunkan oleh tentara Jepang. Ia dibantu 4 orang rekannya untuk mengibarkan bendera kebangsaan sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Kapten Mansyurdin dan 2 rekannya kerap didampingi oleh Residen Malik, Ketua KNI Rd. Jusuf, Arifin Achmad (Mantan Gubernur Riau), Toha Hanafi, Dalian Sagala, Agus Ramadan, dan lain-lain.
Darah pejuang Kapten Mansyurdin pun mengalir kepada keturunannya termasuk ke sosok Ahdi Muqsith. Pemuda yang sudah malang melintang dalam organisasi itu siap lahir dan bathin jika dipercaya mengemban amanah menjadi Wakil Bupati Bintan.
Kendati masa jabatannya tidak lama, sosok yang dikenal dengan sebutan Osit itu tak menghiraukannya. Baginya, jabatan adalah amanah yang mesti ditunaikan. “Secara lahir dan bathin saya sudah siap jika dipercaya untuk memegang amanah (jabatan Wakil Bupati)” ungkap Osit, Rabu (28/6).
Yang terpenting baginya, masyarakat di Kabupaten Bintan bisa merasakan manfaat dari program-program yang digulirkan pemerintah. Osit ingin bekerja melayani masyarakat. “Kepentingan masyarakat itu diatas segalanya,” timpalnya.
Lulusan Universitas Parahyangan Bandung itu melihat banyak potensi di ‘Bumi Segantang Lada’. Tentunya semangat itu yang mendorong dirinya siap dicalonkan sebagai Wakil Bupati Bintan.
“Sejak 2011 datang ke Bintan, Bintan ini memiliki potensi yang luar biasa. Semangat membangun Bintan ini yang menjadi alasan saya,” kata Osit.
Sekilas riwayatnya, Osit menuntaskan wajib pendidikannya SD hingga SMA di Duri, Kab. Bengkalis, Provinsi Riau. Pengalamannya dalam mengelola perusahaan tak perlu diragukan lagi, Osit masih menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Medja Sosial Cipta Rahsa dan Presiden Komisaris PT Osisa Tunggal Abadi.
Dalam organisasi, Osit tercatat pernah menjabat Ketua Umum Ikatan Remaja Chevron Duri pada 2004 hingga 2005. Kemudian menjabat Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional UNPAR pada 2007 hingga 2008.
Dirinya pun pernah menjadi Wakil Presiden Mahasiswa UNPAR pada 2008-2009 dan saat terjun ke dunia politik dirinya langsung dipercaya menjadi Sekretaris Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat pada 2015-2017 dan dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat pada 2017-2020. Saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat.
Osit juga pernah mengikuti kegiatan internasional, antara lain; Harvard National Model United Nations (HNMUN) yang diselenggarakan oleh salah satu kampus terkemuka di dunia yakni Harvard University, Amerika Serikat pada tahun 2007. Kemudian mengikuti kegiatan International Seminar “Leadership for Young Leaders” diselenggarakan oleh International Academy for Leadership Theodor- Heuss Akademie di Jerman pada tahun 2018. (oxy)