TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad gencar melakukan pembangunan di Kota Tanjungpinang.
Pembangunan ini merupakan upaya untuk mengembalikan mengembalikan kejayaan kota ini sebagaimana di masa lampau.
Menurut Ansar, Tanjungpinang dulunya merupakan ibukota Provinsi Riau sebelum berpindah ke Pekanbaru dan ibukota Kabupaten Kepulauan Riau saat masih bergabung dengan Provinsi Riau.
“Kota Batam dan Bintan lebih dikenal masyarakat di mancanegara maupun di Indonesia,” katanya, Sabtu (6/1/2024).
Ansar menuturkan, ada beberapa hal yang kemudian menjadikan Batam dan Bintan lebih dikenal, diantaranya terdapat sejumlah sektor unggulan.
“Selain itu ada privilage khusus diberikan pemerintah pusat kepada Batam dan Bintan,” tuturnya.
Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas yang telah dikembangkan secara khusus sejak lama oleh pemerintah pusat, sedangkan Bintan sebagai daerah wisata dan industri sehingga menjadikannya banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Tanjungpinang yang pernah menjadi ibukota Provinsi Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau disebut sudah selayaknya berstatus sebagai kawasan heritage.
Namun kawasan Kota Lama belakangan menjadi sepi seiring perluasan konsentrasi penduduk yang bergeser ke kawasan Timur Kota Tanjungpinang.
“Hal inilah yang kemudian kita memutuskan melakukan pembenahan terhadap kota ini termasuklah kawasan Kota Lama ini,” sebutnya.
Namun, lanjut Ansar, keterbatasan anggaran menjadikan pembenahan terhadap kota Tanjungpinang dilaksanakan secara bertahap.
Revitalisasi di kawasan Kota Lama pada 2023 baru terbatas pada kawasan Jalan Merdeka dan Teuku Umar.
Di penataan difokuskan kepada penataan kabel yang dianggap menganggu estetika kota.
“Di tahun 2024 ini kabel-kabel yang ada di Jalan Teuku Umar dan Jalan Merdeka ujung hingga Gedung Daerah kita turunkan. Keterbatasan penataan kabel ini mengingat biaya menurunkan kabel yang tidak murah,” ungkapnya.
Ansar menegaskan di tahun 2024 penataan wilayah dan revitalisasi Tanjungpinang distop terlebih dahulu mengingat anggaran yang difokuskan untuk penyelenggaraan Pilpres, Pilkada dan Pileg.
“Di samping itu dana bagi hasil (DBH) yang turun karena fluktuasi harga minyak,” tegasnya.
Namun, Ansar berharap penataan Tanjungpinang, dapat dilanjutkan di tahun berikutnya.
Beberapa wilayah di Tanjungpinang memiliki potensi yang besar untuk mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar pula.
Diantaranya kawasan Pelantar II yang berpotensi dijadikan sebagai pusat oleh-oleh, termasuk pula Jalan Bintan dan Lorong Bintan.
Ansar meyakinkan Pemprov Kepri sangat fokus untuk mengemas kawasan Kota Lama Tanjungpinang secara menyeluruh.
“Ini sangat penting karena kawasan Kota Lama sangat menarik,” sebutnya.
Kemudian Pemprov Kepri juga fokus kepada penataan kawasan Gurindam 12.
“Kita bersyukur di tahun 2024 ini, di sebelah Gedung LAM kita mendapat bantuan lebih dari Rp30 miliar untuk pengembangan ekonomi kreatif digital,” sambungnya.
Penataan kawasan Gurindam 12 menjadi fokus, termasuk penataan areal yang akan ditempati oleh pedagang.
Kemudian, penataan Pulau Penyengat juga masih menjadi prioritas. Di tahun 2023 saja Pemprov Kepri mendapat bantuan sebesar Rp20 miiliar dari Pemerintah Pusat.
Sebagian besar jalan di Pulau Penyengat rampung dibangun. Tahun depan akan dilanjutkan sebagian jalan, kemudian jalan lingkar, dan Balai Adat.
Gubernur juga sedang mengupayakan pembangunan Monumen Bahasa Nasional. Menteri Bappenas sedang berkomunikasi dengan Presiden untuk dapat hadir peletakan batu pertama Monumen Bahasa.
“Kita ini sebenarnya punya telur emas dan tinggal ditetaskan saja emasnya,” tambahnya.
Penulis: Nuel