Pelabuhan Sri Bintan Pura. F: Sijoritoday.com/ Immanuel Patar Mangaraja Aruan

TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – General Manager (GM) PT. Pelindo Regional 1 Cabang Tanjungpinang, Tonny Hendra Cahyadi mengatakan, kenaikan tarif pas masuk Pelabuhan Sri Bintan Pura akan digunakan untuk meningkatkan kualitas fasilitas pelabuhan tersebut.

Fasilitas yang ia maksud berupa perbaikan ponton, jalan masuk pelabuhan, area parkir, hingga untuk membayar petugas kebersihan.

“Ketika naik tarif, kita akan terus melakukan pembenahan,” katanya dilansir dari RRI Tanjungpinang.

Ia menjelaskan, penyesuaian tarif per 1 Februari 2025 seharusnya dilakukan sejak 2023 lalu, namun ditunda karena adanya permintaan pemerintah daerah.

“Jadi kami (Pelindo) rencanakan kenaikan tarif pada Febuari 2025. Harusnya sih Januari ini,” ujarnya.

Harga pas pelabuhan saat ini, sudah berlaku sejak tahun 2017 yang lalu. Setiap lima tahun sekali, harusnya tarif masuk dapat dilakukan penyesuaian.

Tarif tersebut, diklaim untuk digunakan membayar listrik, hingga jasa kebersihan yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

“Jadi kenaikan ini, bisa dibilang ini akumulasi dari tahun ke tahun. Memang 2023 di tunda, karena yang disorot fasilitasnya,” tuturnya.

Kebijakan Pelindo menaikkan tarif pas ini mendapat penolakan dari Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin yang meminta Pelindo membatalkan kebijakan tersebut.

Wahyu beralasan, kenaikan tarif akan memberatkan masyarakat di tengah harga kebutuhan pokok yang semakin mahal.

“Menurut saya, kebijakan itu kurang tepat, sekarang semua kebutuhan pokok mahal, ditambah kenaikan pas pelabuhan yang naik 50 persen. Ini memberatkan masyarakat,” katanya, Senin (20/1/2025).

Anggota DPRD Kepri dua periode itu menjelaskan, kenaikan tarif ini juga tidak wajar karena tidak ada peningkatan fasilitas di pelabuhan tersebut.

“Pas masuk naik, fasilitas dari dulu begitu saja tidak ada perubahan,” jelasnya.

Ia menegaskan akan mengusulkan terminal penumpang dipindahkan ke Pelabuhan Roro di Dompak jika Pelindo masih bersikeras menaikkan tarif pas masuk.

“Kalau masih dinaikan saya usulkan pelabuhan dipindahkan ke Pelabuhan Jembatan 1 Dompak, gabung dengan Pelabuhan Roro,” tegasnya.

Tidak hanya Wahyu, penolakan serupa juga disampaikan Anggota DPRD Kepri Dapil Tanjungpinang Rudy Chua.

Rudy menyampaikan, kenaikan tarif memberikan dampak negatif bagi sektor perekonomian, khususnya bagi para pelaku UMKM serta masyarakat yang bergantung pada distribusi barang melalui jalur laut.

“Kenaikan ini terlalu tinggi, memberikan dampak negatif pada sektor ekonomi,” ucapnya, Minggu (19/1/2025) pagi.

Ia juga mengungkapkan bahwa Pelindo tidak ada mensosialisasikan kenaikan tarif pas masuk.

Sebelumnya, kenaikan tarif ini pernah diusulkan pada tahun 2023, namun ditolak.

“Usulan kenaikan ini dulu ditolak, tidak bisa dianggap melakukan sosialisasi,” ungkapnya.

“Pelindo dengan aturan yang ada wajib melakukan sosialisasi tidak bisa mendadak naik,” sambungnya.

Selain itu, kebijakan ini dianggap tidak adil karena fasilitas di pelabuhan masih dinilai belum memadai dan jauh dari standar yang seharusnya.

Fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa pelabuhan belum memenuhi harapan.

“Pelindo seharusnya mengutamakan fasilitas dan kualitas pelayanan sebelum memutuskan untuk menaikkan tarif,” ujarnya.

Rudy berharap ada solusi yang adil, di mana kenaikan tarif pelabuhan disertai dengan perbaikan fasilitas yang nyata, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Penulis: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here