Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura usai mengukuhkan Pokmaswas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Timur Pulau Bintan di Hotel Aston Tanjungpinang, Senin (5/5/2025). F:Sijoritoday.com/istimewa

BINTAN,SIJORITODAY.com – Fenomena tumpahan minyak yang kerap terjadi hampir merata di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau ternyata menjadi perhatian serius bagi Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura.

Itu ia sampaikan saat mengukuhkan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Timur Pulau Bintan yang ditaja Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri di Hotel Aston Tanjungpinang, Senin (5/5/2025).

“Ada yang buang minyak, oli, limbah B3. Sering terjadi di daerah Kawal, Gesek, Mapur, Nipah dan Karimun,” katanya.

Fenomena tumpahan minyak ini tentu mencemari ekosistem laut dan berdampak langsung pada aktivitas perikanan tangkap dan budidaya.

Selain itu, tumpahan minyak ini juga mempengaruhi rusaknya destinasi wisata yang didominasi wisata bahari.

Nyanyang pun ingin ada komunikasi yang intensif antara Pemerintah Indonesia dengan negara tetangga untuk membahas fenomena ini.

“Sedang kita tanggulangi, bagaimana G to G atau pemerintah ke pemerintah,” jelasnya.

Politisi Gerindra itu berharap, Pemerintah Pusat melalui instansi terkait dapat memperkuat pengawasan dengan negara tetangga.

“Kita akan memperkuat pengawasan antara Kementerian Indonesia dan Malaysia dan Singapura agar ini tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

Tumpahan minyak di Perairan Tanjung Uban, Kabupaten Bintan. F:Sijoritoday.com/istimewa

Terbaru, Tumpahan minyak terjadi lagi di perairan Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Senin (5/5/2025).

Peristiwa ini terjadi pada pukul 07.00 WIB. Kejadian ini merupakan kali kedua setelah Selasa (29/4/2025) sore lalu.

Pencemaran laut ini sempat viral dan kini jadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kepri.

Kali ini tumpahan minyak itu terdeteksi datang dari arah Pelabuhan Mentigi mengalir ke Pelabuhan Roro Tanjung Uban Bintan.

Salah satu warga, Andi menilai, perairan yang bercampur minyak hitam itu menimbulkan bau tak sedap.

Bau menyengat ini membuat mereka terkadang mual. Saking banyaknya minyak yang tumpah di perairan, membuat pengunjung tidak nyaman.

Selain itu, minyak yang tumpah juga akan mempengaruhi hasil tangkap ikan oleh nelayan.

“Baunya menyengat di hidung,” pungkasnya.

Penulis: Ishak
Editor: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here