TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Pengusaha rumah makan dan gorengan di Provinsi Kepulauan Riau mengeluhkan kenaikan harga gas LPG non subsidi sejak 24 Desember 2021.
Agus Hendra, pengusaha rumah makan di Tanjungpinang menolak kenaikan harga LPG. Ia merasa sangat dirugikan dengan kenaikan harga yang tidak pro dengan pengusaha di masa pandemi Covid-19.
“Saya sebagai pelaku usaha ya, kita ini tidak setuju, boleh dikatakan kita ini usaha sebagai penyambung hidup, kita tidak mempunyai usaha lain,” katanya, Rabu (5/1/2022).
Agus menuturkan, selain LPG, usahanya juga merugi akibat kenaikan harga Sembako. Ia pun dipaksa untuk merogoh kocek lebih dalam untuk belanja bahan masakan.
“Saya pun tidak setuju dilakukan kenaikan, selama ini untuk usaha kami sudah banyak sekali yang dinaikkan, begitu juga cabai rawit sudah sampai Rp 70 ribu lebih, minyak goreng juga dulu satu bungkus itu kita beli cuma Rp 12 ribu lebih sekarang sudah Rp 19 ribu. Jadi kasihan kita masyarakat,” tuturnya.
Di masa pandemi dan harga kebutuhan pokok yang serba mahal, Agus mengaku berpikir dua kali untuk menaikkan harga dagangannya.
Di satu sisi ia ingin untung atau balik modal, namun di sisi lain ia takut kehilangan pelanggan.
“Kalau kita naikkan bisa-bisa mereka cari tempat lain. Kami usaha kayak gini nih dengan harga standar sudah susah cari keuntungan. Saat ini kerja di PT perusahaan sudah banyak pengurangan tenaga, seandainya pun mau beralih usaha, saya tidak tahu mau kemana,” ucapnya sedih.
Agus menuturkan, di usianya yang sudah mulai senja, ia masih harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga seperti biaya sekolah anak, kontrak rumah, air, dan kebutuhan rumah tangga.
Ia pun berharap agar pemerintah mengkaji ulang kenaikan harga LPG non subsidi dan membuat kebijakan populis yang berpihak pada masyarakat.
“Jadi saya mohon pemerintah, untuk dewan yang duduk di sana tolong lah. Dipertimbangkan apa-apa kebijakan itu yang dibikin, kasian lah sama kita apalagi di masa pandemi ini nggak bisa apa-apa,” harapnya.
Selain Tanjungpinang, kenaikan harga LPG juga dikeluhkan Herman, pedagang gorengan di Kota Batam. Ia mengaku tidak pernah untung sejak harga LPG naik.
“Untung jualan gorengan saja sudah sangat pas-pasan. Apalagi ini gas juga naiknya sangat tinggi. Dulu diminta beralih dari minyak tanah ke gas, lah sekarang gas naiknya parah, mana ini lagi masa pandemi,” keluhnya.
Diketahui, harga LPG 12 Kg di Kota Tanjungpinang mencapai Rp 180.000 atau naik Rp 25.000 dari harga sebelumnya Rp 155.000. LPG 5 Kg menjadi Rp 85.000 naik Rp 9.500 dari harga sebelumnya Rp 75.000.
Sementara di Kota Batam, LPG 12 Kg naik menjadi Rp 150.000 dan LPG 5 Kg menjadi Rp 73.000.
(Helen/Bora)
Editor: Nuel