
BINTAN,SIJORITODAY.com – – Ahmad (48), peternak sapi di Kampung Karang Anom Rt 13 Rw 5 Kelurahan Toapaya Asri Kecamatan Toapaya mengharapkan agar pemerintah mensubsidi obat-obatan untuk hewan ternak seperti sapi.
Hal ini kata dia penting untuk menjaga kesehatan hewan ternak dari serangan penyakit termasuk di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi saat ini.
“Selama ini kita beli sendiri, belum ada bantuan dari pemerintah,” ucap Ahmad sambil mengharapkan perhatian pemerintah di kandang sapinya, Jum’at (20/5) pagi.
Selain masalah obat-obatan ternak, Ahmad juga menyorongkan sebuah ide pembiakan sapi di daerah Bintan. Hal ini bertujuan agar para peternak tidak perlu repot-repot mendatangkan bibit sapi dari luar Kepri jika ingin beternak.
“Sebulan ini, kita enggak bisa dapat bibit lagi karena distop pemerintah akibat penyakit itu (PMK-red). Jadi agak kesulitan, kalau ditahan terus tahun depan bisa berhenti ternak sapi,” timpalnya.
Peternakannya sendiri saat ini masih mengandalkan 3 induk untuk mendapatkan bibit sapi. Namun jumlah tersebut masih jauh untuk memenuhi kebutuhan pasar saat ini.
“Setahun itu 1 induk ya hanya lahirkan 1 ekor saja, jadi saya setahun dapat 3 ekor dari indukan,” katanya.
Selain 3 ekor indukan sapi yang diandalkan, Ahmad bersama istrinya kini memelihara 27 ekor sapi siap jual. Harga yang ditawarkan tergantung kondisi sapinya.
“Biasa ada yang Rp 18 juta, Rp 21 juta dan Rp 23 s.d 24 juta. Tergantung kondisi sapinya,” sebutnya.
Ia berharap pemerintah bisa merespon keluhan para peternak sapi agar kedepan peternakan sapi di Bintan bisa mencukupi kebutuhan lokal tanpa harus mendatangkan bibit dari Lampung maupun Jambi. (oxy)