Wahyu Wahyudin, Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau.

BATAM,SIJORITODAY.com – Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin meminta Karantina Hewan meningkatkan pengawasan di pintu masuk pelabuhan internasional.

Ini menyusul mewabah nya flu burung pada unggas di negeri tetangga Indonesia, Kamboja.

Wahyu mengatakan, peningkatan pengawasan penting untuk mencegah masuknya wabah flu burung ke Indonesia.

“Kepri berada di perbatasan, rentan tertular flu burung. Karantina Hewan harus meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi ini,” katanya, Rabu (1/3/2023).

Selain Karantina Hewan, politisi PKS itu juga meminta agar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kepri bersama kabupaten/kota melakukan penyuluhan flu burung ke masyarakat.

Menurutnya, belakangan ini, intensitas penyuluhan flu burung terus menurun.

Selain penyuluhan, Wahyu meminta agar DPKH gencar melakukan vaksinasi terhadap unggas agar bebas dari paparan flu burung.

“Vaksinasi juga perlu digencarkan, jangan berhenti. Kita berkaca dari Covid-19 kemarin, pencegahan di awal itu perlu,” ujarnya.

Sebelumnya, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungpinang telah mengimbau warga mewaspadai wabah flu burung.

Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang, Robert Meison Saragih mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengawasan yang lebih ketat di pintu-pintu kedatangan internasional yang ada di Kota Tanjungpinang, seperti pelabuhan Sri BIntan Pura dan Pelabuhan Lagoi.

“Kita sudah punya SOPnya untuk pencegahan. Cuman ini belum pandemi. Tapi kita tetap waspadai karena tanjungpinang pintu masuk international juga,” katanya, Senin (27/8/2023).

Namun dikatakan Robert hingga saat ini kasus flu burung tersebut belum ditemukan di Indonesia, meskipun begitu pemerintah telah menetapkan flu burung clade baru 2.3.4.4b sebagai Kejadian luar biasa (KLB).

“Dirjen Kemenkes sudah menyampaikan surat edaran tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) dari minggu lalu,” ucapnya.

Dijelaskan Robert, Tanjungpinang masih menjadi daerah yang rawan, karena memang menjadi salah satu jalur pelayaran internasional, karena bisa saja masuk melalui bandara dan pelabuhan karena adanya jalur dari Malaysia dan Singapura.

“Meski penyebaran dari unggas ke manusia belum ada, kami diminta untuk meningkatkan pengamatan dan pencegahan melalui fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Ia pun meminta masyarakat untuk lebih waspada apabila menemukan kasus kematian mendadak pada unggas yang ada disekitarnya.

“Tapi untuk unggas yang mati mendadak tanpa tahu penyebabnya, kemudian terjadi dalam jumlah yang banyak bukan satu atau dua ekor,” tutupnya.

Penulis: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here