Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin saat menjadi narasumber dalam kegiatan Bimtek di Batam. F:Sijoritoday.com/ Immanuel Patar Mangaraja Aruan

BATAM,SIJORITODAY.com – Anggota DPRD Kepri Fraksi PKS, Wahyu Wahyudin meminta ada kuota khusus bagi anak-anak hinterland untuk bersekolah di sekolah favorit.

Wahyu mengatakan, pemberian kuota khusus ini penting untuk memastikan seluruh generasi penerus bangsa khususnya yang berasal dari daerah hinterland memperoleh pendidikan yang berkualitas.

Menurutnya, sekolah di kawasan hinterland masih minim fasilitas sehingga belum mampu menunjang kegiatan belajar mengajar secara maksimal.

“Saya dorong SMK unggulan menerima paling sedikit 20 siswa hinterland seperti Galang dan Bulang,” katanya, Kamis (13/7/2023) pagi.

Ketua Komisi II itu menuturkan, selain penyiapan kuota, Pemprov Kepri juga bisa memberikan bantuan asrama berupa beasiswa kepada siswa/i ini.

Ia optimis, program ini akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja, selain itu lulusan SMK unggulan ini bisa membuka lapangan kerja baru saat kembali ke daerah asalnya.

“Mereka berhak menikmati pendidikan yang berkualitas. Saya yakin mereka bisa menjadi tenaga kerja yang tangguh dan membuka lapangan kerja di kampungnya,” tuturnya.

Kepala SMKN 1 Batam, Deden Suryana menjelaskan, SMKN 1 Batam pernah memberikan kuota khusus bagi anak-anak hinterland pada tahun 2005-2010. Saat itu, pendidikan SMK masih dinaungi oleh Pemko Batam.

Dikatakannya, pada saat itu ada dukungan asrama dan juga beasiswa dari Pemko Batam untuk anak-anak hinterland.

Kemudian, anak-anak hinterland yang sudah lulus sekolah tersebut sudah bekerja dan banyak diserap oleh dunia industri yang sesuai dengan jurusan yang dipilihnya.

Tidak sedikit juga anak-anak hinterland itu yang melanjutkan pendidikannya dengan cara kuliah di universitas-universitas terkenal di seluruh Indonesia.

“Banyak juga anak-anak hinterland itu yang berwirausaha di kota Batam,” jelasnya.

Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, sekitaran tahun 2010 hingga sekarang, program beasiswa untuk anak-anak hinterland itu tidak berkelanjutan alias mandek.

Dampaknya, mess ataupun asrama untuk anak-anak hinterland yang ada di SMKN 1 Batam itu rusak dan terbengkalai.

“Mengingat anggaran untuk beasiswa dan asrama tempat tinggal anak-anak hinterland tidak lagi dianggarkan, hingga kini mess tersebut terbengkalai dan dibiarkan begitu saja,” sebutnya.

Maka dari itu lanjut Deden, seandainya program ini akan dijalankan kembali oleh Pemprov Kepri melalui DPRD Kepri, pihaknya sangat menyambut baik rencana itu.

“Kami siap mendukung dan memfasilitasi jika program itu kembali dilaksanakan oleh pemerintah,” ucapnya.

Masih menurut Deden, salah satu bentuk dukungan sekolah terhadap program yang akan dijalankan itu, setiap PPDB pihaknya akan menyediakan kuota khusus untuk anak-anak hinterland.

“Untuk PPDB tahun ini aja kami sudah menerima siswa hinterland lebih kurang sepuluh orang,” ujarnya.

Pihaknya berharap rencana peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan untuk anak-anak hinterland bisa segera direalisasikan. Mengingat anggaran untuk renovasi mess atau asrama membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Kami berharap pak Wahyu bisa mewujudkan dan merealisasikan rencana itu,” pungkasnya.

Penulis: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here