Anggota Komisi III DPRD Kepulauan Riau, Yusuf saat meninjau ketersediaan air bersih di Waduk Sei Harapan, Kota Batam, Jum'at (16/6/2023). F:Sijoritoday.com/ Immanuel Patar Mangaraja Aruan

BATAM,SIJORITODAY.com – Ketua DPD PKS Kota Batam, Yusuf mengatakan fenomena air mati yang terjadi belakangan ini mengganggu perekonomian warga Batam.

Yusuf menuturkan, banyak warga Batam khususnya pelaku UMKM kuliner dan laundry kesulitan menjalankan usaha akibat kekurangan air bersih.

Pelaku UMKM harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air bersih tangkian, tak sedikit pula yang membeli dalam bentuk galon atau isi ulang.

“UMKM kuliner dan laundry paling terdampak, mereka harus beli air. Tentu biaya operasionalnya membengkak berkali lipat,” katanya, Sabtu (5/8/2023).

Anggota Komisi III itu pun meminta agar PT. Moya Indonesia untuk memperbaiki kualitas layanan air bersih.

Yusuf mendukung langkah Gubernur Ansar Ahmad yang akan menyurati Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto soal fenomena air bersih di Batam.

Diketahui, Airlangga Hartarto merupakan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

Ia berharap, langkah Ansar menyurati Airlangga Hartarto akan berdampak pada semakin membaiknya kualitas layanan air bersih.

“Saya setuju jika Gubernur menyurati Menko Perekonomian karena air di Kota Batam udah menjadi masalah yang serius,” ujarnya.

Sebelumnya, wacana menyurati Menko Perekonomian ini dilontarkan oleh Gubernur Ansar Ahmad.

Selain akan menyurati Menko Perekonomian, Ansar meminta BP Batam meninjau ulang kerja sama pengelolaan air bersih dengan PT. Moya Indonesia.

Menurut Ansar, kualitas layanan air bersih di Batam semakin menurun semenjak dikelola PT. Moya Indonesia.

“Dulu lebih baik dan tidak seperti ini. BP Batam harus melihat betul dan mengevaluasi kerjasama dengan pihak perusahaan,” tuturnya.

Kritikan terhadap pengelolaan air bersih juga ditunjukkan oleh Anggota DPRD Kepri lainnya, Uba Ingan Sigalingging.

Pada Selasa (1/8/2023) lalu, Uba membawa ember, drum, dan jirigen ke Kantor BP Batam. Ia bahkan hendak mandi di Kantor BP Batam karena air bersih sudah lima hari mati di rumahnya.

“Banyak sekali masyarakat mengeluhkan air bersih yang mati. Saya ingin menyampaikan langsung ke BP Batam agar BP Batam tahu warga mengeluh,” katanya, Selasa (1/8/2023).

Uba menegaskan, air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipastikan ketersediaannya.

“Kalau nggak mampu, mereka minta bantu PT. ATB. Jangan karena kepentingan kelompok jadi mengorbankan masyarakat,” tegasnya.

Politisi Hanura itu menambahkan, fenomena air mati menjadi pertanda buruknya iklim investasi.

Peningkatan investasi yang digadang-gadang Pemko Batam dan BP Batam seharusnya selaras dengan penyediaan air bersih.

“Ini sekaligus membuktikan investasi di Batam itu omong kosong karena yang namanya investasi pasti membutuhkan air,” tuturnya.

Penulis: Nuel

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here