Penerapan protokol kesehatan dengan mengecek suhu tubuh para siswa sebelum memasuki ruang kelas. Foto IST

BINTAN,SIJORITODAY.com – – Dalam upaya mencegah terjadinya penyebaran COVID-19 di sekolah, Satgas Penanganan COVID-19 yang dibentuk pihak SMAN 1 Toapaya selalu mengawasi dan memperketat penerapan protokol kesehatan selama proses belajar mengajar berlangsung.

Ada 550 siswa di sekolah itu, mereka semuanya telah sadar bahkan amat disiplin mengertinya pentingnya penerapan protokol kesehatan disekolah. Meski belum sepenuhnya siswa masuk dan belajar disekolah, namun sistem bergilir siswa yang belajar di sekolah juga berhasil mengurai terjadinya kerumunan disekolah.

Pihak sekolah sengaja membagi rombongan belajar (rombel) agar siswa yang belajar di sekolah tidak menimbulkan kerumunan. Rombel pertama yang mencangkup kelas X, XI serta XII masuk pada minggu pertama setiap bulannya, kemudian rombel kedua masuk di minggu kedua setiap bulannya.

Kemudian pada minggu ketiga, rombel pertama kembali belajar tatap muka disekolah sedangkan di minggu keempat rombel kedua yang belajar di sekolah. Sistem ini berhasil menciptakan situasi disekolah yang lebih mengedepan protokol kesehatan.

Kepala SMAN 1 Toapaya Abdul Jamil S.Ag menerangkan jika porsi siswa yang belajar disekolah masih dibatasi maksimal 50 persen. Namun begitu, siswa yang tidak belajar disekolah tetap dibimbing belajar dirumah.

“Jadi 50 persen belajar tatap muka disekolah dan 50 persen lagi belajar dirumah,” ungkapnya.

Berbicara mengenai Satgas yang dibentuk pihak sekolah menurut dia, cukup efektif. Sebab, para siswa yang masuk sekolah harus menjalani serangkaian pemeriksaan standar protokol kesehatan.

Semisal dicek suhu tubuhnya, sesuai standar protokol kesehatan suhu tubuh harus dibawah 38 derajat celcius. “Kita mengacu dari pedoman standar protokol kesehatan. Kalau diatas itu (suhu tubuhnya) kita tidak perkenankan masuk belajar dikelas,” kata Jamil.

Selain itu masalah masker, Satgas sekolah bersama pihak majelis guru selalu rutin melakukan pengawasan penggunaan masker. Tidak hanya saat berada didalam kelas, saat istirahat diluar kelas juga dilakukan pengawasan.

Jamil menerangkan, guru bersama satgas sekolah selalu memberikan edukasi mengenai penggunaan masker yang baik dan benar. Menurutnya, masker harus digunakan untuk menutup bagian mulut serta hidung.

“Kan biasanya ada juga kita jumpai masker hanya untuk menutupi dagu. Itu tidak efektif bila mengacu ke standar protokol kesehatan. Kita awasi dan kita berikan edukasi,” katanya.

Untuk soal jaga jarak tentunya sudah diterapkan apalagi siswa yang belajar di kelas hanya 50 persen. Jarak bangku para siswa tentunya berjarak. “Disekolah tidak ada waktu istirahat, jadi siswa masuk pukul 08.00 WIB s.d 11.00 WIB. Jadi kemungkinan berkumpul disekolah sangat tidak ada,” katanya.

Usaha penerapan protokol kesehatan di sekolah diharapkan bisa memberikan motivasi kepada para siswa agar tetap disiplin saat berada dalam kehidupan baik didalam keluarga maupun dalam berkehidupan sosial.

“Kita berharap kedisiplinan yang kita ajarkan disekolah bisa juga diterapkan diluar sekolah. Sehingga, pandemi ini bisa segera berakhir,” kata Jamil.

Ia juga menyampaikan jika para siswanya telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Ia yakin dengan usaha yang dilakukan pihak sekolah, mampu mengurangi resiko penyebaran Covid-19 disekolah.

“Tentunya kita juga berharap kepada orang tua dan juga masyarakat untuk sama-sama disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Agar pandemi ini berakhir dan kehidupan sosial bisa kembali normal,” harapnya. (Btn)

Editor : Redaksi

Print Friendly, PDF & Email

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here