
TANJUNGPINANG,SIJORITODAY.com – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad akan menyurati Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto soal fenomena air mati di Kota Batam.
Ansar mengatakan, Airlangga Hartarto merupakan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.
“Saya sebagai anggota dewan kawasan akan surati pak Menko. Kalau di KEK saya bisa mengintervensi. Tapi kalau untuk masalah ini, kami cuman bisa mengimbau,” katanya, Jum’at (4/8/2023).
Bupati Bintan 2 periode itu juga meminta BP Batam meninjau ulang kerja sama dengan PT. Moya Indonesia.
Menurutnya, kualitas pelayanan air bersih di Batam terus menurun sejak dipegang PT. Moya Indonesia.
“Dulu lebih baik dan tidak seperti ini. BP Batam harus melihat betul dan mengevaluasi kerjasama dengan pihak perusahaan,” tuturnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging menarik perhatian karena membawa ember, drum, dan jirigen ke Kantor BP Batam.
Kepada awak media ini, Uba mengaku hendak mandi di Kantor BP Batam karena air bersih sudah lima hari mati di rumahnya.
“Banyak sekali masyarakat mengeluhkan air bersih yang mati. Saya ingin menyampaikan langsung ke BP Batam agar BP Batam tahu warga mengeluh,” katanya, Selasa (1/8/2023).
Uba menegaskan, air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipastikan ketersediaannya.
Ia pun meminta agar BP Batam menghentikan kerja sama dengan PT. Moya Indonesia yang tidak mampu memastikan ketersediaan air bersih.
“Kalau nggak mampu, mereka minta bantu PT. ATB. Jangan karena kepentingan kelompok jadi mengorbankan masyarakat,” tegasnya.
Politisi Hanura itu menambahkan, fenomena air mati menjadi pertanda buruknya iklim investasi.
Peningkatan investasi yang digadang-gadang Pemko Batam dan BP Batam seharusnya selaras dengan penyediaan air bersih.
“Ini sekaligus membuktikan investasi di Batam itu omong kosong karena yang namanya investasi pasti membutuhkan air,” tuturnya.
Penulis: Nuel