BINTAN,SIJORITODAY.com – Wali murid siswa SMA di Desa Numbing mengeluhkan tidak tersedianya transportasi laut ke sekolah.
Untuk bersekolah di SMAN 1 Bintan Pesisir, 35 siswa SMA di desa harus mendayung sampan. Ada juga sebagian siswa yang merogoh uang saku lebih dalam untuk menumpang pompong kecil.
Transportasi laut ini sangat membahayakan keselamatan para siswa apabila angin kencang dan gelombang tinggi.
Akibat tidak tersedianya transportasi murah dan aman, tak sedikit pula siswa SMA yang patah semangat dan memilih berhenti untuk bersekolah.
Basri, Ketua Dusun 3 Desa Numbing mengaku sudah berulang kali mengusulkan pengadaan transportasi laut yang aman dan murah ke Pemprov Kepri.
Namun apa daya, usulan itu hanya berlalu begitu saja dan tidak kunjung ditanggapi.
“Kadang mereka mendayung sendiri, tidak semua anak bisa berenang. Kalo ada orang tua bisa lah diantar, tapi kalo orang tua melaut bagaimana,” keluhnya, Kamis (13/1/2022).
“Kalau tahun ini tidak ada transportasi, ada yang akan berhenti sekolah karena tidak sanggup dengan biaya,” ucapnya sedih.
Sependapat dengan itu, Susi merasa miris melihat anaknya terlantar di pelabuhan setiap ingin pergi ke sekolah.
“Saya mengeluh tiap hari kepada pak dusun, kenapa transportasi tak jalan, jadinya terlantar di pelabuhan kasihan,” paparnya.
“Harapannya pemerintah dapat membantu transportasi laut dan darat, kalo dapat, kalo tak dapat salah satu jadi lah.”tambahnya.
Sementara itu, wali murid lainnya, Rojali mempertanyakan angkutan pompong bagi siswa SMP di Desa Numbing tidak memperkenankan siswa SMA untuk menumpang.
Padahal, ia sudah membayar ongkos namun tetap tidak diperkenankan juga.
“Yang paling miris bagi kami ada yang menumpang tapi tak boleh. Kenapa pompong tidak boleh menumpang anak SMA sedangkan dewasa orang tua diperbolehkan,” ungkapnya.
Diketahui, Pemkab Bintan menganggarkan transportasi laut untuk siswa SD dan SMP di Pulau Numbing. Namun, transportasi untuk siswa SMA dan SMK di bawah kewenangan Pemerintahan Provinsi Kepri.
(Helen)
Editor: Nuel